Pacu Jalur, warisan budaya takbenda kebanggaan Riau, kini tengah mengupayakan pengakuan dunia melalui penetapan UNESCO. Meskipun sudah resmi berstatus Warisan Budaya Takbenda Nasional sejak 2014, Pacu Jalur masih menanti gilirannya untuk masuk dalam daftar UNESCO.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi, Dra. Azhar Ali, mengonfirmasi bahwa Pacu Jalur belum terdaftar di UNESCO. Proses untuk didaftarkan ke UNESCO saat ini sedang dilakukan melalui Kementerian Kebudayaan.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyatakan bahwa saat ini adalah momen yang tepat bagi Pacu Jalur untuk mendapatkan pengakuan dunia. Nilai-nilai luhur seperti gotong royong, keberanian, dan semangat kebersamaan dalam Pacu Jalur sangat relevan untuk dikenal oleh masyarakat internasional.

Tim dari Kementerian Kebudayaan sedang sibuk menyusun naskah akademik yang komprehensif untuk memenuhi persyaratan UNESCO. Dukungan penuh dari komunitas lokal menjadi kunci utama dalam proses ini.

Indonesia telah menyumbangkan total 26 warisan budaya ke daftar bergengsi UNESCO. Dari jumlah tersebut, 10 situs telah diakui sebagai Warisan Dunia. Pengakuan ini menegaskan nilai universal dari situs-situs tersebut bagi kemanusiaan.

Pacu Jalur, selama Festival yang diadakan setiap tahun, menjadi acara dengan pengunjung terbanyak kedua di dunia. Pengakuan UNESCO akan menjadi kado terindah bagi masyarakat Kuantan Singingi dan seluruh rakyat Indonesia.

Pacu Jalur adalah simbol kekayaan budaya Nusantara yang tak ada habisnya, siap untuk dibagikan dan dirayakan oleh seluruh umat manusia. Proses menuju pengakuan UNESCO membutuhkan ketekunan, persiapan matang, dan dukungan penuh dari komunitas lokal.