Seorang pria yang memiliki perjalanan hidup panjang dan berliku mengungkapkan bahwa hidupnya lebih panjang dari tali beruk. Setelah lulus dari SMA Negeri 2 Tanjungpinang pada tahun 1992, dia nekat pergi ke Malaysia sebagai pendatang ilegal, namun akhirnya ditangkap oleh polisi Malaysia dan dipulangkan ke Tanjungpinang.

Pada tahun 1995, ketika Hotel Bayan Tree Bintan, Kepri dibuka, pria tersebut melamar dan diterima sebagai karyawan. Pada tahun 2002, dia terpilih sebagai karyawan teladan di hotel bintang lima tersebut, menjadi satu-satunya pribumi yang meraih penghargaan prestisius tersebut.

Selama bekerja di Banyan Tree, pengalaman berkesan baginya adalah ketika dipercaya menjadi guide tamu-tamu VVIP, termasuk dua Presiden RI, Soeharto dan BJ Habibie, serta Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. Namun, nasib berkata lain saat dia termasuk dalam PHK besar-besaran pada tahun 2004.

Setelah mengalami PHK, pria tersebut banting stir dan mendirikan Wartel di Tanjungpinang. Namun, usahanya tidak sesuai harapan dan akhirnya tutup. Bersama kawan-kawannya, dia kemudian ditunjuk sebagai Pembina Suku Laut di Bintan.

Pada awal tahun 2000-an, dia menerima ajakan dari seorang pengacara di Tanjungpinang untuk mengelola bisnis pub, karaoke, dan kolam renang Dendang Ria. Di tahun 2006, pria tersebut pindah ke Bagan Siapi-api, Rokan Hilir, dan menjadi tenaga honorer di Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir.

Akhirnya, setelah berbagai perjalanan, dia kembali ke kampung halamannya, Desa Seberangtaluk Hilir, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuantan Singingi. Dia menjadi tenaga honorer di SMP 4 Kecamatan Kuantan Tengah, lalu diangkat menjadi PNS di sekolah tersebut. Sekarang, dia dipercaya sebagai Pejabat Kepala Desa Sanak di Desa Seberangtaluk Hilir.

Pria ini telah dua kali dipercaya menjadi kepala desa, menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan tugasnya. Masyarakat Desa Seberangtaluk Hilir bahkan menginginkannya maju sebagai calon kepala desa, namun dia hanya menjawab bahwa segalanya kembali kepada Yang Maha Kuasa.