Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menghantui Provinsi Riau sepanjang tahun 2025. Data per 8 Juni 2025 mencatat, total lahan yang terdampak karhutla telah mencapai 119,78 hektare, tersebar di 12 kabupaten/kota. Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal, menyebutkan tiga wilayah dengan kerusakan terparah yakni Bengkalis (31,20 hektare), Dumai (16,93 hektare), dan Pelalawan (20 hektare).

Menurut Edy, “Secara keseluruhan, situasi masih terkendali. Namun, kami tetap memperketat pengawasan dan mempercepat respons terhadap munculnya titik api,” kata Edy, Senin (9/6/2025).

BMKG melaporkan keberadaan 385 titik panas di provinsi ini, sementara 71 titik api telah berhasil dipetakan dan ditangani oleh tim darat maupun udara. Meski pada Minggu (8/6/2025) tidak ada tambahan luasan terbakar, pemantauan rutin tetap dilakukan, terutama di wilayah rentan seperti Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Siak.

Untuk memperkuat pengawasan, BPBD mengoperasikan helikopter BNPB guna melakukan patroli udara. “Hari ini, kami menambah satu sortie patroli dengan heli AS365-N2 (PK-RYT), menyasar Pelalawan dan Inhil. Hingga kini sudah ada 13 sortie dilakukan,” ujarnya, dikutip dari Tribun Pekanbaru.

Meski beberapa daerah masih diguyur hujan, risiko kebakaran tetap meningkat seiring peralihan ke musim kemarau. BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan metode pembakaran saat membuka lahan. Selain membahayakan, hal itu dapat dikenai sanksi hukum.

Edy juga menekankan, “Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan. Mencegah lebih baik daripada memadamkan.”