Berdasarkan pemantauan satelit terkini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat adanya 41 hotspot di wilayah Sumatera. Titik-titik panas ini menjadi sinyal awal potensi kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi. Titik panas tersebut tersebar di tujuh provinsi, dengan Sumatera Barat menjadi wilayah dengan jumlah hotspot terbanyak yakni 20 titik, diikuti oleh Sumatera Utara dengan 7 titik.
Di Riau, terdapat 5 titik panas yang tersebar di Kabupaten Pelalawan dua titik, serta masing-masing satu titik di Indragiri Hilir, Rokan Hulu, dan Kampar. Hal ini dijelaskan oleh petugas BMKG Pekanbaru, Deby, pada Sabtu (7/6/2025) sebagaimana dikutip dari halloriau. Selain itu, titik panas juga ditemukan di Jambi (3 titik), Lampung (3 titik), Bangka Belitung (2 titik), dan Sumatera Selatan (1 titik).
Deby menambahkan, “Meskipun keberadaan hotspot tidak selalu berarti ada kebakaran, namun tetap harus diwaspadai sebagai tanda potensi bahaya.” BMKG mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat musim kemarau mulai melanda sebagian wilayah Sumatera, yang bisa memperbesar risiko kebakaran hutan dan lahan.
Sebagai informasi tambahan, Deby juga menyebutkan bahwa hotspot tersebut merupakan indikasi awal potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut. Menurutnya, meskipun keberadaan hotspot belum tentu berarti terjadinya kebakaran, namun tetap perlu diwaspadai sebagai tanda bahaya yang potensial.
Menyikapi hal ini, BMKG Stasiun Pekanbaru terus memantau perkembangan hotspot di wilayah Sumatera. Mereka berharap agar pemerintah daerah dan masyarakat sekitar juga turut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Pemerintah daerah dan masyarakat diminta untuk memperhatikan potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi akibat musim kemarau. Dengan demikian, diharapkan kerjasama semua pihak dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dapat terjaga dengan baik.