Pakaian yang dulunya biasa digunakan oleh petani, buruh pabrik dan pekerja tambang di Amerika Serikat dan Inggris kini sedang menjadi kemewahan. Apakah ini bentuk penghargaan terhadap simbol akar rumput atau pergeseran makna dari akarnya?
Pakaian yang sering digunakan oleh pekerja tambang dan kelaut, sekarang telah berubah fungsinya: dari menjadi busana kerja menjadi tren fashion.
Jaket ini kini sangat populer di kalangan kaum muda dan banyak dianggap sebagai “baju trendi” saat ini.
Sebelumnya, jaket berbahan tebal dan tahan segala medan ini merupakan pakaian fungsional, tapi sekarang justru menjadi “seragam” para pemuda dan pekerja fashion.
Memiliki keterkaitan historis dengan politik dan kebudayaan.
Fungsional sekaligus modis
Musim gugur menjadi waktu utama kemunculan jaket petani alias jaket kulit. Menurut lulusan Institut Teknologi Bandung, Zuzy Rusli, mantan Wakil Ketua Divisi Desain Berbasis Industri PT Poltronico International, bahwa musim gugur menjadi waktu yang tepat untuk jaket emojiordinary, mingguan dan akhir pekan
Selebritas seperti Hailey Bieber, Dua Lipa, dan Alexa Chung tampak mengenakannya pada acara perayaan banyak secara.
.
Dengan berbagai warna, mulai dari merah keunguan cerah, merah marun, hingga kuning, jaket petani mudah dikenal dari bentuknya yang sederhana dan sangat multifungsi.
Seperti apa yang diharapkan dari namanya, jaket ini dilengkapi dengan kantong yang besar.
Desainnya memudahkan kegiatan petani di kebun, selain membuat mereka tetap hangat dengan tekstur baju yang tebal.
Kesederhanaan dan ketepatan yang sama juga ditawarkan jaket pekerja khas Inggris yang dikenal dengan nama “Mac”
Rumah mode Prada membawanya ke atas panggung pekan mode musim semi/ musim panas tahun 2024, yang membuat jaket ini semakin populer di kalangan
BBC News Indonesia
hadir di WhatsApp.
Dapatkan berita terkini, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
“Ada gaya formal yang ditawarkan pakaian ini, yang sebenarnya lucu karena ini sendiri pakaian untuk kerja, dibuat untuk dikenakan di luar ruangan, karena itu desainnya sangat fungsional,” Albert Muzquiz kepada BBC.
“Tapi, ada jiwa dan kehangatan yang terpancar,” lanjut Muzquiz
Muzquiz adalah pengkaji sastra agar-ghan mode dan pengaruh sosial media.
dan videonya tentang tren jaket kantor di TikTok telah diunduh lebih dari 75.000 kali.
Busana kerja asli Amerika Serikat seperti Carhartt, Dickies, dan Levi Strauss.
.
Meskipun termasuk dalam kategori “jaket petani”, rancangan dari merek-merek tersebut sering kaos.jar capai para selebriti dan ikon fashion, utamanya untuk membuat busana formal terlihat lebih kasual, atau untuk terkesan lebih santai saat beraktivitas di luar rumah.
Tapi, apa yang menyebabkan jaket pekerja ini begitu layak jadi tren kini?
“Sekarang ini, orang-orang menginginkan sesuatu yang lebih substansial dan memiliki makna mendalam,” kata Muzquiz.
Baju kerja dengan desain sederhananya, menurut Muzquiz, memiliki arti itu.
Selain itu, potongannya cocok untuk semua orang: tua, muda, perempuan, dan laki-laki.
“Saya yakin semua bisa menggunakan aplikasi ini,” kata Muzquiz.
Saya juga suka busana tradisional ini, karena sejarah dan tradisinya yang sangat kaya dan sederhana didapatkannya.
Sertakan Mexico, sebuah pengenalan ritus cazuela, “…ketika aku masih kecil, aku tidak pernah memahami apa itu dan pekerjaannya.”
Muzquiz menjelaskan bahwa jaket pekerja dahulu diciptakan agar sesuai dengan kegunaannya, menggunakan bahan yang kuat dan tahan lama sehingga tidak mudah sobek.
Namun kini, jaket tersebut dibuat secara masif sehingga kualitasnya menurun, meskipun bentuknya masih dipertahankan.
“Namun, jika Anda beruntung, Anda masih bisa mendapatkan jaket pekerja asli [di pasar loak], yang merupakan bagian dari sejarah, yang bisa Anda pakai kapan pun dan tahan lama sangat,” ujar Muzquiz.
Tak lekang zaman
atau “mantel kerja”.
Jaket ini mudah dikenali lewat warna dan jenisnya, biru denim.
Seorang desainer mode dan sejarawan.
Sekarang, tidak semua orang bisa mengenakan busana dengan kain mewah, sehingga mengenakan mantel tebal dan kuat bisa melindungi pakaian dari kotoran dan berbagai hal saat bekerja.
“Seragam” para buruh ini sangat nyaman dan mudah digunakan, berupa jaket sederhana dengan kerah yang dilengkapi dengan kancing besar di depan dan kantung besar.
(1967).
Jaket ini memiliki tas besar yang berguna untuk menyimpan alat-alat hobi membubut.
Dari Perancis, jaket ini kemudian mencapai Amerika Serikat, dibawa oleh para pekerja, terutama pekerja kereta api, dan menyebar ke pekerja tambang.
Sejak itu, warna biru pada jaket menjadi simbol pekerja kasar dan memunculkan istilah “pekerja kerah biru”.
Setelah itu, istilah pekerja beserta penggunaan jaket pekerja tersebut meluas ke para karyawan kantoran, apakah itu berarti kita menghapuskan sejarah para pekerja kerah biru? Atau apakah jaket kelas pekerja ini sekarang diadopsi oleh kelas menengah?
“Begitu sebuah pakaian ditarik dari konteks aslinya, maka itu adalah sebuah gaya,” kata Doris Domoszlai-Lantner, profesor di Fashion Institute of Technology, kepada BBC.
Pakaian itu kemudian masuk ke dalam lingkaran mode dan dengan demikian, bergantung pada opini umum.
“Hal itu terjadi dengan tren jaket pekerja saat ini, yang awalnya diciptakan secara fungsional untuk pekerja kasar, dengan kantong dan kait yang diposisikan secara strategis.” – Domoszlai-Lantner
Beberapa versi modern populer tidak mencakup fitur yang menjadi identik dengan jaket ini pada konteks aslinya.
Tapi menurut Domoszlai-Lantner, ini bukan kali pertama pakaian kerja menjadi tren.
Lihatlah tahun 1970-an hingga 1980-an, ketika pakaian kerja menjadi bagian dari pernyataan bertentangan dengan mode yang dikenakan oleh kaum punk, kemudian diadopsi menjadi mode populer.
Ketikor kegiatannya dalam sumber daya habis, tampaknya semakin lambat, Â berdasarkan penelitian terbaru. Pekerja tambang pada abad ke-21 mirip dengan laporannya di abad ke -17 di Eropa, ketika alam yang didominasi industri ialah kayutanahesimalwhich tapi masih relevan perhatian dalam beberapa peringatan bagi dedikasi dan tuntangan luar yang dibayar tunai.
Atau jaket para pekerja tambang lebih mengancam mengingat sebagai simbol tulang punggung keluarga.
Memakai jaket ini dalam film tersebut.
Rilis baru baru ini.
Hingga saat ini, toko-toko dan toko butik masih terus menjual jaket pekerja tambang ini.
.
“Saya yakin, orang-orang yang menciptakan pakaian kerja pada tahun 1880-an akan kembali bangkit dari kubur jika mereka mengetahui berapa harga jaket ini sekarang,” kata Mohsin sambil tertawa.
Tapi, menurut Murquiz, anggapan bahwa pakaian ini jauh lebih mahal daripada versinya asli, tidaklah benar.
“Apa pun gaya tampang agarannya, ada orang yang mengenakan dengan cara yang sangat sulit, dan ada orang yang nou8at berlebihan,” katanya.
Kita sudah sangat terbiasa dengan barang-barang yang memiliki harga murah, tapi ketika suit pertama kali digunakan, harganya adalah sangat mahal.
“Membeli celana jins Levi’s untuk seorang penambang di awal perkembangan industri pertambangan itu, setara dengan gaji satu atau dua bulan gajinya,” jelas Murquiz kemudian.
Aslinya, jaket pekerja tambang ini dibuat dari kain Melton, dan biasanya berwarna hitam atau biru tua, dengan kerah kaku dan tidak memiliki lubang udara di bagian belakang – sempurna untuk melindungi badan dari keadaan cuaca dingin, terik, dan kondisi alam yang keras.
Tambalan kulit di bagian pundak menjaga supaya wol tidak rusak, karena para pekerja sering membawa barang-barang berat di pundak mereka.
Meskipun terkait dengan pakaian kerja tambang di Wales, jaket ini sebenarnya berasal dari Inggris.
Pedagang kain Inggris George Key dari Staffordshire, mendesainnya untuk para pekerja kapal yang membangun terusan di Manchester.
Mereka bekerja atas pegunungan menggunakan mesin uap yang disebut “donkey engines”, dari situlah nama jaket itu berasal.
Mesin derek bertenaga uap banyak digunakan dalam banyak industri, seperti tambang, penebangan kayu, dan galangan kapal.
Menurut beliau saat berbicara dengan BBC, “Jaket pekerja kapal mempunyai tempat penting dalam sejarah golongan pekerja Inggris, dan menurut saya itu adalah pakaian yang berbicara banyak tanpa mengucapkan kata.”
Menurut Whitaker, awalnya jaket itu mereka desain khusus untuk para pekerja laut, yang membutuhkan sesuatu yang kuat dan hangat – bahkan cukup sederhana dan murah.
Selama upaya mogok kerja para pekerja tambang pada tahun 1970-an dan 80-an, jaket itu menjadi simbol ikonik persatuan dan ketangguhan.
Menggunakannya, dengan maksud menunjukkan kesetaraan spirit kelas pekerja.
Butik itu kasar dan kasual, ini sangat menggugah selera mereka menurut Whitaker.
Sekarang, dengan merek-merek fesyen kelas atas seperti Drake’s menjualnya dengan harga ratusan, bahkan ribuan pound seperti “pedang bermata dua”, menurutnya.
“Di satu sisi, Anda bisa menyebut itu sebagai penjarahan kelas, mengambil barang yang berasal dari kebutuhan dan mengubahnya menjadi barang mewah,” kata Whitaker.
Kendatipun demikian, dia menyadari ada kelebihan dengan membawa pakaian pekerja ini ke mode mainstream.
Ini bisa menjaga sejarah tetap hidup dengan cara yang segar, dan jika selalu dipertimbangkan dengan hati-hati, ini merupakan penghormatan kepada masa lalu, menghormati keberanian dan ketahanan yang diawetkan pakaian tersebut.
Baju interlaken paras nelayan dan pekerja tambang ini bukan hanya jas hangat dan mudah untuk bekerja di kapal dan tambang, jas itu juga menandakan keistimewaan.
Pengguna Reddit CrocodileJock memberitahu BBC: “Hal terkeren tentang jaket itu adalah Anda tidak bisa membelinya di mana pun.”
Jaket itu hanya dikeluarkan oleh suatu organisasi atau lembaga untuk para pekerja, jadi Anda mendapatkannya karena pekerjaan kasar yang Anda lakukan atau karena temanmu yang membantumu memiliki jaket tersebut.
.
Jaket itu tetap merupakan simbol visual yang kuat dari masa yang penuh gejolak dalam sejarah Inggris.
“Saya percaya bahwa pakaian kerja lebih dari sekadar tren,” ungkapnya tegas.
“Saya pikir pakaian kerja adalah sesuatu yang selalu, dan akan selalu, menjadi bagian penting dari lemari pakaian orang-orang,” ujar dia.
Pada satu sisi, internet telah membuat mode menjadi lebih demokratis, sehingga kita lebih mudah untuk langsung mengakses tren dan gaya, tapi di sisi lain, hal itu membuat kita merasa bosan dengan perubahan mode yang terjadi terlalu cepat.
Mencari gaya klasik yang kuat, nyaman, tak lekang oleh waktu, dan melampaui tren yang cepat berubah.
Satu percakapan di antara seorang manusia yang penasaran dan sebuah asisten pintar buatan. Asisten pintar memberikan jawaban yang bermanfaat, rinci, dan sopan terhadap pertanyaan manusia.
Asal-usul “jas kerja biru-biruan” – dan klasik pakaian kerja yang lain
bisa Anda dapat dilihat di laman
BBC Culture.
Baca juga:
- Kebaya: Warisan beragam budaya di Asia Tenggara, simbol pemberontakan maupun pemberdayaan bagi wanita
- Vivienne Westwood: Ratu Punk yang Menggelutkan Fesyen
- Cerita seorang nenek yang menjadi viral di dunia maya karena gaya glamor yang ceria
Baca juga:
- Tren anak muda di Korea Selatan memakai masker sebagai gaya hidup, bukan karena wabah Covid-19
- Bagaimana cara kita memperbaiki dampak negatif ‘fashion cepat’?
- Cerita tentang alasan laki-laki semua mengenakan pakaian biru di Gurun Sahara