Puisi berjudul Para Jenderal Marah-marah ditulis Wiji Thukul di awal pelariannya. Puisi itu adalah salah satu puisi terakhir tukul sebelum dia benar-benar hilang dan tak ditemukan hingga hari ini. Mula-mula dia ke Wonogiri, lalu ke Yogyakarta, Magelang dan Salatiga. Wiji Thukul lari dari kejaran aparat yang memburunya, sebuah puisi berjudul “Aku Diburu Pemerintahku Sendiri” ditulisnya di atas truk saat dalam pelarian.

Gara-gara melawan penguasa Orde Baru Widji Thukul dikejar-kejar, namanya disebut-sebut di televisi oleh seorang letnan jenderal. Dia dituduh sebagai dalang kerusuhan Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 di Jakarta. Selama dua tahun dia berlari menghindari aparat rezim Orde Baru, selama itu dia menjelajahi hampir separuh Indonesia untuk bersembunyi.

Wiji Thukul seorang penyair, puisinya menggelegar merasuk dalam ke tiap sudut-sudut pabrik, diskusi kampus dan tongkrongan para aktivis di masa Soeharto. Namanya nyaring di telinga para rebellion kala itu. Dia punya 3 nama samaran, Paulus, Aloysius Sumedi dan Martinus Martin. Kemudian, diyakini Wiji Thukul hilang saat prahara Mei 1998.

Dia diburu Kopassus, tapi dia juga menjadi target operasi kelompok lain. Sejak saat itu Wiji Thukul hilang, tidak diketahui rimbanya hingga kini. Dia mungkin sudah dihabisi, tapi siapa yang menghabisinya..?

Dia pernah bekerja menjadi loper koran, calo tiket dan kuli pelitur meubel, tapi puisi-puisinya menakutkan bagi penguasa Orde Baru. Kenapa Wiji Thukul begitu menakutkan bagi Orba..?

Saking takutnya rezim Orba dengan sang penyair ini, namanya berulang kali ditanyakan dan disebut Tim Mawar saat menginterogasi korban penculikan yang lain. Wiji Thukul memang sudah lama jadi target operasi.

Cerita ini dikisahkan Nezar Patria kepada Tempo Edisi Khusus Teka-teki Widji Thukul yang terbit pada Mei 2013. Nezar Patria adalah salah satu aktivis yang diculik Tim Mawar pada tahun 98 itu kini dia menjabat sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital.

Masih terngiang di telinga Nezar saat tim penculik menyiksanya bertubi-tubi seraya menanyakan Wiji Thukul. “Kamu kenal Wiji Thukul? Di mana dia sekarang?” Nezar tak menjawab dan sejumlah pukulan langsung melesak di perutnya.