Isu pelayanan ambulans kembali memicu keluhan masyarakat di Desa Senamanenek, Kecamatan Tapung Hulu. Salah satu tokoh masyarakat, Datuk Paduko Rajo, menilai Kepala Desa bersikap pilih kasih dalam memberikan pelayanan kepada warga. Sorotan juga datang dari Yeni Marlina, pemilik akun TikTok Etek Berdaster. Ia mengungkapkan kronologi video yang diunggahnya, yang memperlihatkan jenazah warga bernama Kilut (32) dibawa menggunakan tangan tanpa tandu atau mobil ambulans dari kebun sawit. Menurut Yeni, saat kejadian ia sedang berada di pesta tak jauh dari lokasi. Kilut diketahui meninggal saat memanen sawit.
Warga sempat menghubungi ambulans di Gathering Station PT Energy Mega Persada (EMP) yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. Namun, upaya meminjam ambulans desa maupun dari perusahaan tak membuahkan hasil, hingga akhirnya jenazah dibopong secara manual. “Di situ saya videokan karena ambulans tak bisa dipinjam,” ujar Yeni.
Menanggapi peristiwa tersebut, sejumlah pihak memberikan penjelasan dalam pertemuan yang digelar untuk mencari solusi. Kepala Puskesmas Senamanenek dr Rehulina Manita menyebut peristiwa itu terjadi akibat miskomunikasi ditambah kendala sinyal yang tidak aktif saat kejadian. Ia mengaku sedang tidak berada di desa dan baru tahu kejadian itu dari camat. Setelah mendapat informasi, ambulans puskesmas langsung dikerahkan ke lokasi. Ia menegaskan bahwa ambulans sempat digunakan untuk membawa jenazah ke rumah duka saat sudah sampai di jalan besar. Rehulina juga menegaskan dua unit ambulans Puskesmas selalu siap melayani masyarakat tanpa diskriminasi.
Public Relation PT EMP Ferdy Ramadhana membenarkan bahwa warga sempat datang ke GS Lindai. Namun saat itu perusahaan sedang memperbaiki jaringan listrik yang rusak akibat pohon tumbang. Pekerjaan itu dinilai berisiko tinggi, sehingga ambulans perusahaan tak bisa digunakan. “Dengan pertimbangan itu, kami sarankan warga cari alternatif lain. Tapi sebelumnya, kami juga pernah bantu warga pakai ambulans saat tengah malam,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPRD Kampar Ristanto mengimbau perusahaan agar lebih fleksibel dalam membantu masyarakat. Menurutnya, persoalan sosial di Senamanenek tidak bisa disikapi kaku, apalagi desa ini luas dan berpenduduk banyak. Ia berharap peristiwa ini jadi pelajaran semua pihak dan perusahaan diminta lebih peduli terhadap warga sekitar.
Sekretaris Komisi I Min Amir Habib Efendi Pakpahan menyampaikan sejumlah rekomendasi. Menurutnya, pemerintah dan perusahaan terlihat abai dalam peristiwa ini. Komisi I menekankan pentingnya peran aktif kepala desa dalam melayani masyarakat. Komisi I meminta OPD terkait mengaudit penggunaan ambulans di Senamanenek dan memanggil personel yang bertanggung jawab, termasuk meninjau keberadaan logo Pemda di mobil tersebut. Selain itu, pemerintah desa diminta sigap memenuhi kebutuhan warga serta meningkatkan koordinasi dengan masyarakat, camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat secara humanis.
Camat Tapung Hulu Wira Sastra menjelaskan bahwa ambulans dari 14 desa di Senamanenek awalnya memang menggunakan logo Pemkab Kampar. Ke depan, Pemdes diminta koordinasi dengan Dinas PMD dan memasang logo sesuai aturan. Pemdes juga diminta menginformasikan nama sopir ambulans dan nomor yang bisa dihubungi, serta tidak tebang pilih dalam pelayanan.
Terkait ketidakhadiran Pemdes Senamanenek dalam pertemuan itu, Kepala Desa Abdoel Rachman Chan tengah bersiap untuk berangkat ke Tanah Suci. Sementara Sekretaris Desa Kurnia Sejahtera Muchlis menyatakan pihaknya batal hadir karena mendapat kabar dari Camat bahwa Inspektorat akan turun ke desa. “Kami sudah di jalan menuju DPRD, tapi dapat informasi itu, jadi kami balik ke desa,” jelasnya melalui pesan singkat.
Hingga berita ini diturunkan, Sekdes Senamanenek belum memberikan tanggapan atas berbagai persoalan yang disampaikan masyarakat dan ninik mamak dalam pertemuan tersebut. -juh, vie