Angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru diprediksi mengalami penurunan tahun ini berdasarkan hasil survei gizi untuk anak-anak berisiko stunting. Tren penurunan ini sejalan dengan data pada tahun 2023 yang menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 8,7 persen, sementara target nasional untuk tahun 2024 adalah 14 persen.

“Kami optimis pada tahun ini angka prevalensi stunting menurun. Mudah-mudahan turun,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru, Muhammad Amin. Data pendataan keluarga menunjukkan adanya penurunan jumlah anak berisiko stunting, dengan 70.000 anak berisiko stunting pada tahun 2021 dari total 240.000 anak yang didata.

Pada tahun 2022, terjadi penurunan hingga 50 persen anak berisiko stunting, dengan jumlah mencapai 35.000 anak. Setelah dilakukan intervensi terhadap anak-anak tersebut, terjadi penurunan jumlah anak berisiko stunting. Hasil survei pada tahun 2023 juga menunjukkan penurunan jumlah anak berisiko stunting menjadi 26.875 anak.

Tren penurunan ini terus terlihat pada survei tahun 2024, di mana grafik menunjukkan penurunan jumlah anak berisiko stunting menjadi sekitar 17.000 anak. “Jumlah anak berisiko stunting terus mengalami penurunan. Artinya dari pembangunan keluarga jumlah resiko stunting bisa terus berkurang,” ungkap Muhammad Amin.

Menurut Amin, pentingnya pembangunan keluarga yang baik dapat membantu menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, fokus penanganan stunting saat ini difokuskan pada remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pedoman untuk penurunan stunting di Indonesia.