Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja di Kota Batam akan turun ke jalan dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2025. Aksi damai tersebut rencananya akan dilakukan di kawasan industri Batamindo.

Menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam, Yapet Ramon, aksi tersebut akan mengusung tema ‘Bersinergi Menghadapi Tantangan Global’ dan melibatkan sekitar 1.000 buruh dari serikat pekerja seperti FSPMI, FSP SPSI TSK, FSP Farkes Reformasi KSPI, hingga FSP FPBI.

“Aksi akan kita mulai dengan melakukan long march sejauh satu kilometer dari halte Panbil menuju kawasan industri Batamindo,” ujar Yapet pada Selasa, 29 April 2025.

Yapet menyampaikan pandangan bahwa buruh di Batam masih menghadapi tantangan besar terkait keadilan, kesejahteraan, dan perlindungan kerja. Dia menyebutkan tiga hal yang menjadi fokus perjuangan buruh, yakni kepastian kerja (job security), perlindungan pendapatan (income security), dan jaminan sosial (social security).

Pihak buruh menyoroti praktik outsourcing dan sistem kemitraan yang dianggap menghambat kepastian kerja. Mereka juga menekankan pentingnya perlindungan pendapatan agar buruh dapat menerima upah yang layak.

Yapet juga menyoroti masalah jaminan sosial bagi buruh, termasuk perlindungan dari risiko seperti kecelakaan kerja, sakit, cacat, usia lanjut, dan kematian. Menurutnya, aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan jika dikelola dengan serius oleh pemerintah, buruh dapat hidup lebih sejahtera bersama keluarganya.

Harapan Yapet adalah agar Undang-Undang Ketenagakerjaan yang baru dapat memberikan keadilan yang sesungguhnya bagi seluruh pekerja di Indonesia.