Kecelakaan beruntun terkena Tol Cipularang di KM 97+200 terjadi pada Minggu, (5 Januari 2025) pukul sebelas enam belas WIB.
Insiden ini terjadi di ruas tol dari arah Bandung dan melibatkan sekitar lima kendaraan.
Kepala Staf Kepala Kantor Perwakilan Jasa Marga Metropolitan Tolrayon Daerah Regional III Agni Mayvinna menjelaskan penyebab kecelakaan di Tol Cipularang hari ini.
Menurut petugas lapangan, orang itu mengatakan, kecelakaan beruntun di Km 97+200 ruas Tol Cipularang arah Bandung diyakini terjadi karena truk tidak mampu menanjak.
Truk kemudian mundur melaju karena kontur jalan di KM 97+200 ruas Tol Cipularang arah Bandung memang terasa menanjak.
Akibatnya, truk bermuatan batu bara mengalami kecelakaan hingga membakar kendaraan lain di depannya.
Kelompok kecelakaan ini melibatkan lima kendaraan, terdiri dari satu truk, satu bus, satu travel, dan dua Micro bus, rusak akibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang.
Bahagia sekali, dalam kejadian kecelakaan di Tol Cipularang KM 97 hari ini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Hanya ada dua orang yang menjadi korban cidera.
“Terdapat dua orang yang menderita luka ringan dan saat ini sedang menjalani perawatan medis,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar, Ajun Komisaris Besar Polisi Lalu Wira Sutriana, Minggu.
Kedua korban luka segera dievakuasi ke Rumah Sakit Abdul Rahman Sakit Purwakarta untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Kata pengamat transportasi
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, berpendapat bahwa kondisi atas jalan Tol Cipularang bukanlah penyebab kecelakaan beruntun yang terjadi.
Minggu.
Djoko Setijowarno adalah akademisi di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Menurutnya, kecelakaan yang melibatkan kendaraan mundur di tanjakan tol sudah cukup sering terjadi.
Sebelum melalui Tol Cipularanga, insiden serupa sudah pernah terjadi di Tol Pandaan–Barat pada bulan Desember lalu.
“Sementara itu, beberapa tahun yang lalu, NH Dini bahkan meninggal dunia karena tabrakan dengan truk yang meluncur mundur di jalan Tol Semarang–Solo,” jelasnya.
Dia berharap kecelakaan di jalan tol yang disebabkan oleh truk melorot mundur tidak lagi terjadi.
“Jika tidak ada upaya penanganan, kecelakaan truk meluncur mundur mungkin akan menjadi tren,” katanya.
Djoko mengingatkan, terdapat tiga ruas tol yang memiliki tanjakan dan turunan, yaitu Tol Cipularang, Tol Semarang-Solo, dan Tol Pandaan-Malang.