Inflasi Kota Batam pada Maret 2025 mencapai 2,53 persen secara tahunan (yoy), menurun dari angka 3,56 persen pada Maret 2024. Data ini disampaikan oleh Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto, pada Rabu (9/4/2025). Menurutnya, angka inflasi tahunan ini juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,88 persen.

Eko menjelaskan bahwa inflasi bulan Maret dipengaruhi oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,63 persen. “Komoditas seperti santan segar, cabai rawit, beras, mie, bayam, dan minyak goreng menjadi penyebab utama dari inflasi pada kelompok ini,” ujarnya.

Selain itu, beberapa komoditas lain yang turut berkontribusi terhadap inflasi adalah kopi bubuk, nasi dengan lauk, emas perhiasan, angkutan udara, tarif listrik, dan sewa rumah. Inflasi secara bulanan (mtm) di Batam tercatat sebesar 0,11 persen, sementara inflasi menurut tahun kalender (ytd) sebesar 1,01 persen.

Di sisi lain, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga, seperti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,20 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07 persen, serta kelompok pendidikan sebesar 1,45 persen. “Komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah sekolah menengah atas, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai hijau, kentang, dan air kemasan,” ungkapnya.

Penurunan harga ini menjadi faktor penentu dalam mengendalikan inflasi di Kota Batam. Dengan demikian, kondisi ekonomi di wilayah ini tetap stabil meskipun terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas.