Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Lalu Satria Malaca mengalami fenomena alam unik saat menjalani ibadah puasa di Murmansk, Rusia. Kota yang terletak dekat dengan Kutub Utara ini memiliki durasi puasa sangat singkat saat musim dingin, hanya sekitar satu jam antara sahur dan berbuka. Satria, yang berprofesi sebagai pemimpin wisata (tour leader), mengungkapkan bahwa siang di Murmansk berlangsung sangat singkat saat musim dingin, bahkan pada periode tertentu matahari tidak terbit sama sekali.

Melihat fenomena ini, Satria mengajak tamu wisatanya untuk mencoba berpuasa sunnah di Murmansk. Hasilnya, jeda antara waktu Subuh dan Maghrib yang menentukan sahur dan berbuka hanya berlangsung sekitar satu jam. Satria menyatakan bahwa durasi yang singkat membuat puasanya terasa seperti tidak berpuasa sama sekali.

Namun, Satria menekankan bahwa kondisi ini hanya terjadi di musim dingin. Sebaliknya, saat musim panas, matahari hampir tidak pernah terbenam, sehingga waktu puasa bisa mencapai 23 jam. Fenomena ini juga terjadi di kota-kota lain di lingkar Kutub Utara seperti Tromso di Norwegia, Lapland di Finlandia, Islandia, dan Alaska di Amerika Serikat.

Satria juga memprediksi bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Ramadhan bisa jatuh pada Desember, memungkinkan umat Muslim untuk mencoba berpuasa penuh dengan durasi yang sangat singkat di Murmansk. Bagi yang ingin merasakan tantangan puasa hampir seharian, bisa menjadwalkan perjalanan pada bulan Juli saat waktu antara Subuh dan Maghrib mencapai 23 jam.

Pengalaman unik Satria membuat video di akun media sosialnya viral. Hingga Kamis (13/3/2025) telah mendapat 7,4 juta views dan 506.000 likes sejak diunggah di Instagram pada 17 Desember 2024. Selain fenomena durasi puasa yang unik, Murmansk juga dikenal sebagai destinasi populer bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan aurora. Hal ini menjadikan kota tersebut semakin menarik bagi para pelancong, termasuk mereka yang ingin merasakan pengalaman berpuasa tak biasa.