Banjir di Riau semakin meluas dengan terjadi di enam daerah di Riau, yaitu Rokan Hulu (Rohul), Pekanbaru, Kampar, Indragiri Hulu (Inhu), Kuantan Singingi (Kuansing), dan Pelalawan. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Riau mencatat bahwa hingga saat ini telah terjadi 28 kejadian banjir di 12 Kecamatan dan 14 desa serta 8 kelurahan di Riau. Kepala BPBD dan Damkar Riau, Edy Afrizal, menyampaikan bahwa ada 3.985 kepala keluarga (KK) terdampak, termasuk fasilitas kesehatan, pendidikan, kantor, fasilitas umum, jalan, kebun, dan ternak.
Secara spesifik, di Rohul terdapat 1 kejadian banjir yang meresahkan dengan 610 KK terdampak. Di Pekanbaru, tercatat 14 kejadian banjir yang mengakibatkan 1.319 KK terdampak serta jalan terendam sepanjang 7 kilometer. Sementara di Kampar, terdapat 4 kejadian banjir dengan 1.441 KK terdampak dan beberapa fasilitas umum juga terkena dampaknya.
Di tengah kondisi tersebut, BPBD dan Damkar Riau belum menerima laporan terkini terkait banjir di Pelalawan. Namun, luapan air sungai yang merendam sejumlah wilayah di Pelalawan disebabkan oleh tingginya curah hujan dan dampak pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang di Kampar. Edy memastikan bahwa petugas terus memantau perkembangan banjir di beberapa daerah di Riau.
Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Kecamatan Langgam, di mana jalan lintas Kelurahan Langgam ke Desa Lubuk Ogung terendam air dengan ketinggian debit mencapai 55-120 cm. Beberapa jalan lainnya juga tidak dapat dilalui kendaraan, termasuk jalan yang menghubungkan Jalan Koridor RAPP dengan Pemda Kecamatan Langgam.
Dampak banjir juga dirasakan oleh sejumlah rumah warga dan fasilitas umum di Kecamatan Langgam. Penyebrangan menggunakan pompong tradisional pun menjadi solusi transportasi alternatif dengan tarif yang berbeda, memungkinkan warga untuk tetap beraktivitas meskipun dalam kondisi banjir.