Kasih sayang Allah kepada umat-Nya yang tengah berpuasa
PUASA merupakan ibadah yang penuh dengan keberkahan dan kasih sayang Allah bagi hamba-hamba-Nya. Allah tidak hanya mewajibkan puasa sebagai bentuk ketaatan, tetapi juga memberikan berbagai keutamaan dan rahmat bagi mereka yang menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Allah menyatakan dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183). Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah jalan menuju ketakwaan, yang pada akhirnya mendekatkan seorang hamba kepada kasih sayang Allah.
Kasih sayang Allah terhadap orang yang berpuasa begitu besar hingga Dia menjanjikan pahala yang tak terhingga. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa pahala puasa langsung di tangan Allah, sebagai bentuk kasih sayang-Nya yang luar biasa.
Selain itu, Allah memudahkan hambanya yang berpuasa dengan memberikan kekuatan dan ketenangan hati. Mereka yang berpuasa akan merasakan ketenangan jiwa, serta perlindungan dari segala bentuk keburukan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di bulan Ramadan, bulan yang penuh dengan rahmat, kasih sayang Allah semakin melimpah. Setiap doa orang yang berpuasa sangat mustajab, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang tua kepada anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa pemimpin yang adil” (HR. Tirmidzi). Ini adalah bukti betapa besar kasih sayang Allah bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas.
Allah juga memberikan kemudahan bagi umat-Nya yang tengah berpuasa. Mereka yang sakit atau dalam perjalanan diperbolehkan untuk mengganti puasanya di hari lain, sebagaimana firman-Nya, “Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah: 185). Ini menunjukkan bahwa Allah tidak memberatkan hamba-Nya, tetapi justru memberikan keringanan dalam ibadah.
Keutamaan lain dari kasih sayang Allah kepada orang yang berpuasa adalah kebahagiaan yang dijanjikan. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya” (HR. Bukhari dan Muslim). Kebahagiaan ini bukan hanya bersifat duniawi, tetapi juga merupakan nikmat yang akan dirasakan di akhirat kelak.
Pada akhirnya, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang berpuasa mencakup banyak aspek, pengampunan dosa, pahala yang besar, kemudahan dalam menjalankan ibadah, serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, hendaknya kita menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan agar memperoleh rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada batas.