Industri event di Indonesia bukan hanya sekadar pengeluaran, tetapi juga merupakan instrumen investasi yang mampu menggerakkan roda perekonomian. Hal ini disampaikan dalam acara pelantikan kepengurusan baru oleh Backstagers Indonesia yang menegaskan pentingnya pendekatan strategis dalam efisiensi anggaran untuk menjaga keberlanjutan industri event.
Ketua Umum Backstagers Indonesia, Andro Rohmana, menyoroti bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam event mampu menghasilkan kontribusi ekonomi 2,6 kali lipat di daerahnya, seperti yang terungkap dalam studi Oxford Economics. Industri kreatif secara keseluruhan juga telah menyerap 278 ribu lapangan pekerjaan dan menyumbang Rp120 triliun terhadap PDB Indonesia pada tahun 2017.
“Dengan data ini, sudah saatnya pemerintah dan stakeholder melihat event sebagai instrumen investasi, bukan beban anggaran,” ujar Andro. Dia juga menambahkan bahwa penghematan anggaran harus dilakukan tanpa merugikan industri event yang memiliki dampak ekonomi luas.
Backstagers Indonesia telah menjalin kerja sama dengan LPEM UI untuk melakukan riset mendalam terkait industri event di Indonesia guna mendukung perumusan kebijakan berbasis data. Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengembangan standar nasional dalam penyelenggaraan event, sehingga setiap acara yang diselenggarakan di Indonesia memiliki kualitas yang kompetitif di tingkat global.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Backstagers Indonesia guna memastikan kebijakan yang mendukung industri event sebagai mesin penggerak ekonomi dan pencipta lapangan kerja. Dia berharap kebijakan yang diterapkan dapat memperkuat industri event sebagai sumber penciptaan lapangan kerja.
Ketua DPD Backstagers Indonesia Riau, Ardy Satya Maross, juga menegaskan kesiapannya untuk mendukung program kerja DPP Backstagers di Riau dengan menjalin kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten. “Backstagers Riau siap ikut menumbuhkan ekonomi daerah melalui kolaborasi dengan Pemerintah dan sektor swasta,” ujarnya pada Jumat (28/2/2025).