Sekretaris Politik Izz al-Din al-Qassam, lembaga militer Hamas, tampak menghadiri upacara peringatan Perang Saudara Palestina 2024, di Gaza, Mesir, 5 Desember 2024.
Hal itu mengacu pada percakapan tidak langsung mengenai ad hoc berangjangka waktu yang masih berkaitan dengan gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera yang telah dilanjutkan di Qatar.
Para mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) telah mencoba selama beberapa bulan untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Namun upaya baru-baru ini dilakukan beberapa hari sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2025.
Pembicaraan tersebut berlangsung ketika Israel menginvasi Jalur Gaza pada Minggu dan 23 orang lebih tewas, menurut tim penyelamat.
Selama sekitar 15 bulan perang antara Israel dan Hamas, ada hanya satu jeda senjata, yaitu waktu istirahat satu minggu pada November 2023, ketika 80 sandera Israel dan 240 orang Palestina dilepaskan dari penjara Israel.
pada Senin (6/1/2025).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Hamas belum menyediakan daftar tawanan untuk potensi pengembalian berdasarkan kesepakatan.
Seorang pejabat Hamas, yang tidak ingin namanya disebutkan, mengatakan pertukaran pertama akan mencakup semua perempuan, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih dibawa tahanan di Gaza.
“Tapi, Hamas perlu waktu untuk memastikan kondisi mereka,” lanjutnya.
“Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,” kata pejabat tersebut.
Namun, kelompok itu membutuhkan waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan pihak penculik dan mengidentifikasi siapa di antara mereka yang masih hidup dan siapa yang telah meninggal.
Selama serangan militer Palestina di tanggal 7 Oktober 2023 yang menyebabkan perang di Gaza, militan dari Hamas dan kelompok bersenjata lain merebut 251 sandera, 96 di antaranya masih berada di Gaza.
Sementara Angkatan Bersenjata Israel menyatakan 34 orang dalam antara mereka meninggal.
Komentar pejabat Hamas mengemukakan bahwa belum ada informasi tentang perundingan yang akan diadakan di Qatar pada akhir pekan.
“Percobaan sedang dilakukan untuk menjebak para sandera, terutama delegasi Israel yang pergi kemarin (Jumat) untuk berunding di Qatar,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, kepada keluarga sdadera on sabtu, menurut kantornya.
Pada bulan Desember, Qatar menyatakan optimismenya, yaitu momentum kembali untuk berunding seusaihasil pemilihan Presiden AS Donald Trump.
Namun, Hamas dan Israel lalu saling menuduh telah menerapkan persyaratan dan hambatan baru.