KPU Kota Pekanbaru menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat (21/2/2024) untuk menyusun laporan evaluasi pemilihan tahun 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh pers, penggiat, dan pemantau yang membahas permasalahan dan kendala selama pelaksanaan Pileg dan Pilkada tahun 2024.
Anggota KPU Kota Pekanbaru, Rizky Abadi, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyusun laporan masukan dari peserta FGD agar dapat dilaporkan ke KPU RI guna meningkatkan kualitas pelaksanaan Pemilu di masa depan.
Rizky juga mengakui kelemahan dalam tahapan sosialisasi, terutama di Lembaga Pemasyarakatan, yang tidak sempat dilaksanakan dengan baik. Meskipun sudah beberapa kali ke Lapas, sosialisasi hak politik warga binaan belum optimal.
Partisipasi pemilih di Pilkada tahun ini dikatakan sangat buruk, dengan persentase partisipasi hanya mencapai 46% di Kota Pekanbaru. Hal ini membuat Pekanbaru menempati peringkat pertama partisipasi rendah di Riau dan peringkat ketiga secara nasional.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada disebabkan oleh berbagai faktor, bukan hanya tanggung jawab KPU semata, tetapi juga melibatkan semua pihak termasuk Pemda.
Anton Mersianto menyoroti sulitnya akses masyarakat ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebagai salah satu penyebab rendahnya partisipasi Pilkada di Riau. Hal ini membuat warga enggan memberikan hak suaranya.
Novita, seorang wartawan, menyoroti rendahnya partisipasi masyarakat sebagai pembelajaran bagi KPU. Dia menekankan pentingnya sosialisasi yang dilakukan secara maksimal selama 5 tahun untuk meminimalisir kecurangan dan politik uang.
Komisioner KPU Pekanbaru, Siti Syamsiah, Salmon Daliyoto, Arya Guna Saputra, dan moderator FGD mantan anggota KPU Pekanbaru Destri Antoni turut hadir dalam acara tersebut. Sementara di antara para peserta juga terlihat mantan ketua KPU Pekanbaru Anton Mersianto dan mantan Ketua KPU Kampar.