Menteri Agama Nasaruddin Umar telah mengungkapkan empat isu strategis yang menjadi fokus Kementerian Agama dalam sebuah Dialog Lintas Agama di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dialog tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh agama seperti Guru Besar Al-Azhar Kairo Muhammad Abdusshomad, Perwakilan Keuskupan Agung Jakarta Romo Antonius Suryadi, Perwakilan Persekutuan Gereja Kristen Protestan Martin Lukito Sinaga, dan Ketua OIAA Indonesia TGB Muhammad Zainul Majdi.
Menurut Menag, isu pertama yang menjadi perhatian utama Kemenag adalah kerukunan dalam masyarakat Indonesia yang beragam. Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat moderasi beragama dan mengembangkan konsep toleransi yang mendalam. Menag menyatakan, “Toleransi itu lebih dari sekadar koeksistensi. Koeksistensi hanya memungkinkan kita hidup berdampingan tanpa saling terhubung, sedangkan toleransi mengikat kita dengan tali cinta.”
Isu kedua yang ditekankan adalah pengembangan kurikulum cinta dalam pendidikan agama. Menag menegaskan pentingnya melarang guru agama untuk mengajarkan kebencian kepada murid. Menag menambahkan, “Tidak boleh ada guru agama yang menanamkan kebencian terhadap kelompok agama lain.”
Selanjutnya, isu lingkungan hidup juga mendapat perhatian serius dari Kemenag. Menag mengingatkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ketaatan beragama. Menag menyoroti fenomena pembakaran hutan dan pencemaran sungai yang dilakukan oleh sebagian orang. Menag mengungkapkan, “Seolah-olah tidak ada dosa kalau membakar hutan, padahal di situ juga membunuh berbagai ekosistem. Bahkan tidak menganggap dosa kalau menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.”
Isu terakhir yang disoroti adalah penguatan nasionalisme dalam benak generasi muda. Menag menilai pentingnya menjaga identitas bangsa Indonesia yang plural dan kaya budaya lokal. Menag menekankan, “Identitas Indonesia harus tetap kuat. Seperti Jepang yang modern tapi tetap menghargai budaya lokal. Kita pun harus menjaga nilai-nilai budaya yang selaras dengan agama.”
Dengan empat isu strategis ini, Menag berharap dapat memberikan landasan kebijakan yang memperkuat kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih harmonis, cinta lingkungan, dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat.