BOLASPORT.COM – Anggota EC PSSI, Arya Sinulingga, akhirnya mengeluarkan komentar tentang Mitchel Bakker.
Bakker dikabarkan menjadi incaran PSSI untuk bergabung ke tim nasional Indonesia.
Hal ini juga sempat disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo sebelum akhirnya diralat.
Saat ini Ole Romeny dan Jairo Riedewald masih dalam usaha untuk bergabung ke skuat Garuda.
Arya Sinulingga menjelaskan bahwa mereka saat ini sudah sulit untuk memburu/selingkuhan Mitchel Bakker.
Pasalnya, sang pemain memiliki darah Indonesia dari kakek dari buyutnya dan tentu ini tidak bisa diproses.
FIFA memlih aturan yang mengharuskan pemain untuk memiliki keturunan kedua dari negara yang mewakilinya.
Tentu saja hal tersebut yang membuat PSSI kesulitan mendapatkan pemain.
Saya dapat informasi (Mitchel Bakker) sulit karena kakek buyut garis keturunannya sudah ketiga.
“Mungkin kabarnya tidak boleh seperti itu,” kata Arya Sinulingga di kanal YouTube pribadi diberitakan BolaSport.com.
Ketika mengejar pemain keturunan, PSSI selalu melek akan semua informasi.
Dari informasi awal mereka, Bakker perlu melalui proses yang sulit untuk menjadi Warga Negara Indonesia.
Ini yang membuat mereka berpikir ulang untuk melakukan langkah selanjutnya.
Sulit juga bagi kita untuk mengejar karena kita memiliki informasi mengenai dia.
“Tapi kita lihat ini terlampau jauh (terkait garis keturunannya),” lanjutnya.
Arya menyatakan bahwa saat menerima informasi yang lengkap, biasanya AsosiasiSepakbola Indonesia (PSSI) langsung akan memeriksa berkas pemain.
Tentu saja, hal ini dilakukan ketika mereka memiliki bukti yang kuat sehingga bisa mendapatkan pemain tersebut.
Khusus untuk kasus Bakker, mereka memutuskan untuk menunggu dan tidak langsung melakukan proses sebelum mengumpulkan data awal yang diperlukan.
Agak berat untuk kami dapat informasi tersebut secara singkat.
Kami belum mendapat rincian secara detail, tapi biasanya kalau sudah memperoleh informasi, kita langsung mencari.
Setelah itu kita baru mengambil dokumen yang bernama dokumen pasti itu biasanya dokumen pengadilan.
“Tapi kalau dari kecilnya kan sayang prosesnya,” katanya.