SUKABUMI – Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengatakan ada empat komoditas yang menjadi penyebab besarnya inflasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Bahan yang dijadikan penyebab kenaikan inflasi merupakan bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan ayam ras atau negeri. Bahan-bahan tersebut menjadi patokan saran ditingginya tingkat inflasi berdasarkan evaluasi kami,” katanya.
Termasuk di dalamnya adalah yang tertinggi di Jawa Barat, yaitu sebesar 2,59 persen atau jauh di atas persentase nasional yang mencapai 1,57 persen dan propinsi Jawa Barat yaitu 1,64 persen.
Peningkatan tinggi inflasi ini menjadi perhatian Pemkab Sukabumi dan pada Senin (20/1), pihaknya mengadakan rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membahas menjaga nilai inflasi.
Selain melalui rapat koordinasi dengan instansi terkait, pihaknya juga melakukan pemantauan langsung ke pasar semi-moderen di Kabupaten Sukabumi untuk memantau setiap pergerakan harga.
“Kami sudah menentukan rencana untuk melaksanakan program pasar murah di beberapa lokasi di Kabupaten Sukabumi, di kedua wilayah utara dan selatan. Tujuan utama ini adalah untuk mengurangi lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat,” ujarnya.
Ade mengatakan bahwa perhatian utamanya adalah untuk mengendalikan pintu masuk inflasi kecuali untuk pemulihan korban bencana. Terutama mendekati Ramadhan, permintaan makanan biasanya meningkat pada dua pekan pertama bulan suci.
Karena itu, mereka sudah bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), distributor dan dinas terkait untuk menentukan jadwal dan lokasi operasi pasar murah.
Di sisi lain, ia mengingatkan kepada warga agar tetap tenang dan tidak kepanasan, karena pemerintah saat ini sedang berusaha mendorong harga kebutuhan pokok menurun.
Walaupun begitu, untuk persediaan hingga sekarang pihaknya memastikan mencukupi, namun dirinya tidak menyebutkan angka pasti persediaan tersebut dan belum menemukan adanya barang kebutuhan pokok yang langka.