Badan Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan bahwa pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Yogyakarta akan ditunda hingga Februari 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikpora) DIY, Suhirman, mengatakan bahwa informasi tersebut diperoleh dari kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kepala (SPPG) menyebutkan kemungkinan perayaan (HUT) bulan Februari,” ujar Suhirman dalam pernyataannya, Senin (20/1/2025).
Menurut Suhirman, SPPG saat ini masih dalam tahap persiapan, sehingga program Masyarakat Berusaha (MBG) di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Yogyakarta belum dapat dijalankan.
Dia juga menjelaskan bahwa program MBG (Membuat Bayi Gembira) saat ini baru mengarahkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sementara untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menunggu.
“Diputuskan apakah program ini segera dilaksanakan atau tidak, tergantung dari kesiapan internal SMK Pusat Pembangunan Gedeg. Untuk yang kami terima, SMK 4 akan berjalan pada bulan Februari. Kalau yang di Gunungkidul juga belum siap,” tambahnya.
Suhirman menjelaskan bahwa Disdikpora DIY berperan sebagai penyedia data sekolah-sekolah di dalam radius 3 kilometer dari SPPG. “SOP-nya itu 3 kilometer. Kami hanya sebagai penyuplai data saja,” ucapannya.
Data tujuan seluruh program MBG di DIY mencakup sekitar 360 sekolah.
Sebelumnya, siswa SMK Negeri 4 Yogyakarta, Siska Rahmadani, mengungkapkan perasaan iri karena program MBG telah berlangsung di daerah lain, seperti Kabupaten Sleman.
“Sudah tiba, teman-teman sudah ada yang mendapatkan, adik saya juga mau mendapatkan, nanti adik saya dari SD di Sleman juga akan mendapatkan,” kata mereka saat ditemui di sekolahnya.
Siska berharap promo MBG ( Member Baru Gratis ) dapat membantunya mengatasi rasa lapar saat sekolah sampai sore hari, mengingat uang tabungannya terbatas.
“Saya memeriksa sampai sore pun juga, bisa memanggangi perut agar tidak lapar,” ujarnya.
Murid lainnya, Arga Fikri Yulianto, juga menyampaikan harapannya agar MBG diterapkan segera di Yogyakarta.
katanya.