(IPO) sebesar Rp 2,52 triliun pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI.
Indonesia, Priyadi dan Susanti, menyatakan perusahaan menempatkan sisa dana IPO di BRI Kantor Cabang Rasuna Said dengan bunga 6% per tahun. Adapun total dana yang sudah digunakan mencapai Rp 1,76 triliun atau 41,12% dari hasil bersih IPO.
Dengan menurunkan biaya penawaran umum sebesar Rp 35,85 miliar, Adaro Andalan Indonesia (AADI) memperoleh laba bersih IPO sebesar Rp 4,28 triliun. Dari jumlah tersebut, AADI telah menggunakan Rp 1,12 triliun untuk membayarkan utang ke perusahaan induknya, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Menurut perusahaan, hal ini berdasarkan kesepakatan pada 24 Juni 2024.
Selain itu, AADI juga menggunakan Rp 635,52 miliar untuk membayar sebagian utang kepada Adaro Indonesia sesuai perjanjian pada 3 Mei 2024. Namun berdasarkan laporan penggunaan dana IPO, AADI belum menyampaikan dana yang disebutkan dalam prospektus untuk memberikan pinjaman kepada anak perusahaan mereka, PT Maritim Barito Perkasa (MBP), sebesar Rp 1,58 triliun. Pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk investasi dan keperluan lainnya.
Pada awalnya, perusahaan yang dimiliki konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), resmi menyajikan saham perdana pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis (5/12). Harga sahamnya langsung bangkit sebesar 19,82% atau 1.100 poin hingga mencapai Rp 6.650 per lembar dan terkilang di Auto Reject Atas (ARA).
Penutupan perdagangan saham malam ini, saham AADI teramati meningkat 1,14% ke level Rp 8.900 per lembar saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 69,30 triliun. Pada penaikan umum perdana saham atau IPO sebelumnya, perusahaan menetapkan harga IPO Rp 5.550 per lembar. Harga ini merupakan rasio tengah dari pasar musim semi transient price atau selling price (Rs 4.590-Rp 5.900 per lembar.
ADRO mengeluarkan sebanyak 778,68 juta saham atau setara 10,00% dari modalnya yang telah disetor penuh. Dari penerbitan saham korporasi tersebut, anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk meraup dana baru sejumlah Rp 4,32 triliun.
Rencana Penggunaan Dana IPO
Menurut laporan bahwa, setelah mengurangi biaya emisi, 40% dari dana yang didapatkan dari IPO akan digunakan membantu perusahaan afiliasi untuk memberikan pinjaman. Pencairan tersebut bertujuan untuk membiayai investasi dan kegiatan bisnis lainnya. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung proses peningkatan produksi batu bara oleh perusahaan grup yang sama.
Diperkirakan sekitar 15% dialokasikan untuk membayar sebagian pinjaman berdasarkan pemahatan pinjaman tanggal 3 Mei 2024 dengan AI. Selisihnya akan digunakan untuk membayar sebagian pokok pinjaman kepada ADRO sesuai dengan perjanjian pinjaman 24 Juni 2024.
Bukan itu saja, perseroan juga rencanakan rasio pembayaran dividen hingga 45% dari laba bersih konsolidasi mulai tahun buku 2025. Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari direksi setelah mendapatkan persetujuan rapat umum pemilik saham (RUPS). Perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila mempunyai laba bersih positif.