Pengadilan seharusnya dilangsungkan pada Kamis, 16 Januari 2025. Namun, sidang ditunda akibat perpecahan di antara para menteri di pemerintah Israel yang sudah berlangsung sejak lama.
Laporan media Israel mengatakan pemungutan suara untuk putuskan gencatan senjata, mencakup pembebasan sandera, dapat dilakukan pada hari Jumat atau Sabtu. Perjanjian gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera ini diharapkan akan disetujui. Meskipun rapat sidang ditunda, Amerika Serikat masih mengharapkan gencatan senjata tersebut akan efektif mulai hari Minggu sesuairencana.
Di Gaza, Pesawat Tempur Israel terus melakukan serangan sengit menjelang jadwal perjanjian perang damai. Pemerintah Palestina menyatakan, Pada hari Jumat malam minimnya 86 orang tewas setelah perjanjian perang damai diumumkan.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Washington yakin kesepakatan ini berjalan sesuai rencana. “Secepatnya akhir pekan ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang menunjukkan akan gagal,” kata Kirby kepada CNN pada 16 Januari 2025.
Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera Israel di Gaza mengingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk bergerak cepat. 33 orang di antara yang diketahui akan dibebaskan dalam fase kesepakatan enam minggu pertama.
“Bagi 98 sandera, setiap malam adalah malam yang membuat mereka takut. Tidak boleh menunggu kedatangan mereka, bahkan untuk malam ini juga,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam yang disiarkan oleh media Israel.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa permasalahan dalam Negosiasi tersebut perlu diselesaikan. Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan ini adalah perselisihan mengenai identitas beberapa tahanan yang ingin dibebaskan oleh Hamas. Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha bersama mediator Mesir dan Qatar yang berusaha menyelesaikannya.
Survivor dari Hamas Izzat el-Reshiq mengatakan bahwa kelompoknya akan tetap berkomitmen pada kesepakatan perjanjian damai.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menunda pemungutan suara, menuduh Hamas mengajukan tuntutan pada menit-menit terakhir. “Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberitahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian,” kata kantor Netanyahu.
Media Israel melaporkan pemungutan suara diperkirakan akan diadakan Jumat atau Sabtu, tetapi Kementerian Kasus Menteri utama menolak mengomentari jadwalnya.
Beberapa analis politik berpendapat bahwa untuk mulai immoralitas, yang dijadwalkan pada hari Minggu, dapat ditunda jika Israel tidak menyelesaikan persetujuan sampai hari Sabtu. Kelompok garis keras di pemerintahan Netanyahu berharap untuk gagal kesepakatan dengan Hamas dan pembentuk pasukan. Mereka tegas berpendapat bahwa perang belum mencapai tujuannya untuk menghilangkan Hamas dan tidak boleh berakhir sampai tujuannya berhasil dicapai.