ini disebut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti
Selangkah pertama, beberapa saran telah diajukan, antara lain, merekomendasikan liburan haid selama sebulan penuh. Di bawah ini juga rencana untuk menatap kegiatan keagamaan yang diharapkan diadakan di komunitas masyarakat.
Opsi kedua yakni menerapkan libur sesuai skema libur yang masih diterapkan hingga Ramadan tahun lalu. Ia menjelaskan, pada opsi kedua, hari libur diterapkan pada dua atau tiga hari pada awal dan empat sampai lima hari pada akhir Ramadan.
Sementara itu, pilihan ketiga adalah menghapuskan hari raya Raya sama sekali. Artinya, murid-murid hanya akan mendapatkan keistimewaan libur seperti cuti akhir pekan yang diterapkan sekolah pada hari biasa.
Heru menilai pilihan kedua yang ditunjukkan Mendikdasmen merupakan solusi terbaik, melihat kerangka tersebut juga telah diterapkan sebelumnya. “Pada saat ini itu adalah jalan keluar yang terbaik,” ujarnya ketika dihubungi melalui panggilan telepon pada Rabu, 15 Januari 2024.
Ia menjelaskan tiga alasan utama yang mendukung pernyataannya tersebut. Alasan pertama, karena kebijakan tersebut menghormati keberagaman beragama.
Alasan kedua, yaitu untuk menghargai pencapaian akademik yang menjadi sasaran. Heru mengatakan, dalam kasus ini, sasaran pencapaian akademik terkait dengan kesuksesan murid di masa depan.
Menurut Heru, jika skema libur satu bulan penuh diterapkan, maka perlu dilakukan revisi ulang struktur kalender pendidikan. “Jika struktur belajarnya tetap dipaksakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, pada akhirnya akan dibebankan pada murid-murid,” ungkapnya.
Dataan kasih, jika libur Ramadan dijadwalkan mulai tanggal 28 Februari hingga 30 Maret, belajar mengajar baru akan mulai efektif pada tanggal 9 April 2025, setelah tanggal libur Idul Fitri atau Lebaran. Dimana pada waktu yang sama, pada struktur kalender akademik tahun-tahun sebelumnya adalah periode ujian akhir semester dan ujian praktek.
“Kalau, bayangkan saja, baru masuk tanggal 9 April, apakah siswa menyiapkan diri untuk langsung melaksanakan ujian akhir semester?” kata Heru.
Alasannya ketiga yang diberikan Heru adalah karena tidak ada yang bisa memastikan semua siswa meningkatkan keterampilan beribadah mereka yang memang tak terduga akan melelahkan sekali saat terjadi liburan panjang selama bulan Ramadan. “Oleh karena itu, dengan liburan di awal dan pengambilanksiranslokasi di akhir, itu adalah solusi yang selama ini di pakai agar murid itu pun akan diperhatikan di kegiatan diluar sekolahkan di bulan Ramadan ini juga “.
Pertimbangan pemberlakuan liburan selama satu bulan penuh dimulai meskipun bulan Ramadan, sekarang memiliki harapan positif. Pintu pembahasan bersama-sama kementerian telah terbuka dan telah membentuk kesepakatan.
.
