banner 728x250

10 Film Indonesia Terbaik yang Jarang Diketahui, Mendunia!

banner 120x600
banner 468x60

Belasan tahun terakhir, perfilman Indonesia telah berkembang pesat. Sejumlah film_indonesia telah menerima penghargaan bergenggam. Sayangnya, beberapa rilisan film ini kurang mendapat perhatian awam.

Terdapat beberapa film Indonesia terbaik yang kurang diketahui. Sebab dari segi genre, tayangan ini sebenarnya bukanlah seperti film horor yang selalu ramai penonton. Namun jangan salah, sinematografi dan juga plot yang dihadirkan tidak kalah menonjol dibandingkan film luar negeri, lho.

banner 325x300

Jika kamu menyebutkan diri sebagai penggemar film Indonesia, maka deretan judul berikut jangan sampai terlewat!

Jika Kau Tahu Benar (2021)

Film ini diadopsi dari novel dengan judul yang sama.

Banyak dari mereka tidak tahu, film ini sudah mengikuti Festival Film Internasional Tokyo (TIFF) dan membawa pulang Golden Leopard dari Locarno International Film Festival 2021.

Menceritakan tentang Ajo Kawir (Marthino Lio) yang suka bertarung. Namun, kebiasaannya tersebut adalah mencoba menyembunyikan keadaannya yang mengalami impotensi.

Berbagai cara dicoba untuk menyembuhkan kelemahannya. Ia akhirnya bertemu dengan Ladya Chetyl alias Iteung, yang juga seorang petarung. Keduanya semua akhirnya menikah dan tinggal bersama.

2. Sekala Niskala (2017)

atau dalam bahasa Inggrisnya

Asia Tenggara (antara lain) Bali mengenal cerita tradisional tentang anak kembar perempuan dan laki-laki bernama Titi dan Titi Kasih; dan yang lainnya adalah Nang Whayi; juga None, Buddha Kembar, Bersaudara, dan yang lain-lain.

Suatu hari, Tantri mengetahui bahwa Tantra menderita penyakit yang membuatnya kehilangan daya visualnya. Dengan kondisi tersebut, Tantri pun semakin jauh dengan kembarannya. Namun di tengah perginya pada rindu itu, Tantri menjalin koneksi di dunia fantasi demi melepaskan rindunya bertemu Tantra.

3. Istirahatlah Kata-Kata (2016)

Wiji Thukul merupakan seorang penyair yang karyanya selalu kritis menyuarakan ketidakadilan. Keberaniannya itu lantas membuat kehidupannya mengalami kesulitan. Terinspirasi dari kisah hidupnya, Yosep Anggi Noen lantas membuat film yang berjudul “No Man’s Land”.

Memperlihatkan kondisi pengungsian Wiji Thukul (Gunawan Maryanto) yang dipenuhi kekhawatiran. Namun, dalam situasi itu, ia masih terus menulis puisi dan cerpen dengan menggunakan nama pena yang berbeda. Selain memperlihatkan keadaan Wiji Thukul, film ini juga menampilkan kehidupan keluarganya di Solo yang penuh tekanan.

4. Kujadikan Tubuhku yang Cantik (2018)

Film ini merupakan karya Garin Nugroho dan ditetapkan sebagai perwakilan Indonesia untuk Academy Awards (Piala Oscar) pada tahun 2020.

Saya tidak dapat menemukan teks apa pun yang ingin diberikan.

Ayahnya pergi meninggalkannya setelah tragedi G30S. Juno kemudian menemukan kebebasannya dalam Tari Lengger, sebuah warisan tradisi di kampungnya. Saat mulai menekuni tarian itu, jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan impianJunonya mulai berliku.

5. Ziarah (2016)

Film ini berhasil mendapat dua penghargaan, yaitu di ASEAN International Film Festival and Awards 2017 untuk kategori Lagu yang Paling Baik dan Adi Unggulan. Film ini diproduksi, disutradarai, dan ditulis oleh BW Purba Negara.

Dibintangi oleh Ponco Sutiyem yang memerankan tokoh Mbah Sri yang berusia 95 tahun. Film ini akan mengikuti perjalanan Mbah Sri untuk mencari makam suaminya yang bernama Prawiro. Alasannya adalah, pada masa Agresi Militer Belanda Kedua, Prawiro pergi untuk berperang dan tidak pernah kembali.

6. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

jadi film Indonesia terbaik yang kurang terkenal yang didistribusikan ke 18 negara. Karya ini bahkan menerima banyak nominasi dan penghargaan, termasuk dalam Festival Film Indonesia 2018.

Mengisahkan seorang perempuan janda bernama Marlina. Rumahnya, yang terletak di gelembung pasir di Sumba, mendapat kunjungan dari sekelompok perampok.

Seorang perampokterlarang berjumlah tujuh orang yang masuk ke buah hati Marlina kemudian mengancam nyawa dan kehormatannya di hadapan suaminya yang sudah tutup mata. Sebagai bentuk balas dendam, ia kemudian memotong kepala bos perampok yang bernama Markus (Egi Fedly).

7. Siti (2014)

2015.

Siti berbicara tentang petualangan hidup Siti (Sekar Sari), ibu muda berusia 24 tahun. Ia harus menjadi penopang keluarganya. Sementara suaminya, Bagus (Ibnu Widodo), sebelumnya bekerja sebagai pelaut, hingga akhirnya terselamatkan dari kecelakaan dan menjadi lumpuh.

8. Laut Memanggilku (2021)

Film tersebut berhasil memenangkan Penghargaan Film Pendek Terbaik (Sonje Awards) dalam Festival Film Internasional Busan.

Mengisahkan tentang Sura, anak nelayan yang hidup sebatangkara. Ia hidup tanpa orang tua sampai suatu hari menemukan sebuah boneka di tepi laut. Sura pun menjadikan boneka itu sebagai pengganti orang tua sekaligus temannya.

9. Yuni (2021)

Film ini berhasil mendapatkan penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021. Kisah dimulai dari Yuni (Arawinda Kirana), seorang siswa SMA yang dikenal cerdas dan memiliki mimpi besar.

Namun, jalan untuk mencapai impian tidak mudah menunggunya. Sebab, lingkungan tempat ia tinggal masih memegang adat untuk segera menikah setelah lulus sekolah. Ia tetap bertekad demi impinya. Bahkan, ia menolak proposal dari dua laki-laki yang tidak dikenalnya. Namun saat laki-laki ketiga datang melamarnya, Yuni pun bingung harus mempercayai mitos atau menjalani impian tradisiĆ³ninya.

10. Turah (2016)

Film ini memenangkan dua penghargaan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Film ini menampilkan cerita tentang kehidupan warga di daerah pelabuhan Tegalsari, Tirang yang berada di ufuk utara pantai.

Di desa terpencil itu, penduduk sulit mendapatkan akses listrik dan air bersih. Kondisi itu kemudian menjadi semakin buruk karena adanya seorang pengusaha bernama Darso (Yon Daryono) dan pihak keamanannya. Ia mencari keuntungan dengan mengambil manfaat dan kerja sama penduduk di Kampung Tirang.

Berikut adalah deretan film Indonesia yang kurang terkenal. Bukan hanya menyuguhkan sinematografi dan alur cerita yang menarik, tetapi film di atas juga banyak yang mengeksplorasi kritik sosial dengan berani.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *