Dengan nilai transaksi mencapai Rp 104 triliun atau kira-kira USD 6,5 miliar.
Penggabungan ini bertujuan menciptakan entitas telekomunikasi baru yang lebih kuat dan kompetitif di pasar Indonesia. Berikut beberapa fakta dibalik proses merger XL dan Smartfren:
1. Sekarang Saya Resmi Berganti Menjadi XLSmart
Penggabungan antara XL Axiata dan Smartfren menawarkan kolaborasi yang komplementer. Langkah ini bertujuan menciptakan perusahaan telekomunikasi baru yang kuat dengan kemampuan untuk menangani sebagian besar pasar telekomunikasi Indonesia. Perusahaan hasil penggabungan resmi dinebut sebagai PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart). XLSmart akan memiliki skala bisnis yang besar, kekuatan kewangan yang stabil, serta keahlian untuk mempercepat investasi di sektor infrastruktur digital. Dengan demikian, diharapkan XLSmart dapat memperluas jangkauan jasa, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada penciptaan pasar telekomunikasi yang lebih sehat dan kompetitif.
Pengamat Eksekutif Utama Axiata Group, Vivek Sood, mengeluarkan pendapatnya soal penggabungan ini. Ia menyatakan bahwa integrasi industri telekomunikasi merupakan langkah penting dalam mendukung konektivitas di Indonesia dan ASEAN. “Kami beranggapan bahwa langkah ini akan menambatkan kesenjangan digital dan membangun masa depan yang termasuk serta berkembang, di mana masyarakat dan bisnis dapat bertumbuh dengan cepat,” diungkapkan melalui keterangan resmi pada hari Rabu, tanggal 11 Desember.
Menurut Vivek, merger ini meletakkan fondasi kuat untuk ekonomi digital Indonesia. Dengan memanfaatkan platform yang dapat diskalakan, XLSmart memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan unik infrastruktur telekomunikasi di wilayah kepulauan Indonesia. Langkah ini, lanjutnya, akan mendukung kesempatan pelayanan yang lebih luas, pengembangan produk, dan jaringan kualitas yang lebih baik untuk pelanggan. Sinergi dari penggabungan ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, tetapi juga sebagian dari hasilnya akan diinvestasikan kembali untuk mendukung kesempatan tumbuh di masa depan.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkepentingan, termasuk klien, mitra, pegawai, dan Pemerintah Indonesia, atas partisipasi mereka dalam peristiwa penting ini dan mendukung masa depan teknologi digital Indonesia,” ucapnya.
2. Tujuan merger
Penggabungan ini bertujuan menciptakan entitas telekomunikasi baru yang lebih kuat dan kompetitif di pasar Indonesia. Akan tetapi, beberapa tujuan lain juga ada, antara lain:
1. Entitas yang Bertahan
XL Axiata akan menjadi entitas yang tetap ada dalam proses ini, sedangkan Smartfren dan anak usahanya, SmartTel, akan digabungkan ke dalam XLSmart.
2. Struktur Kepemilikan
Axiata Group Berhad dan Sinar Mas akan menguasai saham masing-masing sebanyak 34,8% di XLSmart. Dua perusahaan ini akan memiliki representasi yang sama dalam menentukan arah strategis untuk perusahaan yang bergabung.
3. Keuangan dan Investasi
Setelah penggabungan selesai, Axiata diproyeksikan akan menerima sekitar USD 475 juta. Dari jumlah tersebut, USD 400 juta akan diterima setelah transaksi ditutup, dan tambahan USD 75 juta akan diterima di akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan persyaratan tertentu. “XLSmart berkomitmen untuk memanfaatkan jaringan, keahlian, dan sumber daya dari kedua pemegang sahamnya untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.”
3. Akan memfasilitasi pelembagaan jaringan kepada 93,3 juta pelanggan
XLSmart memanfaatkan keunggulan dari XL Axiata, Smartfren, dan SmartCellular untuk memberikan koneksi yang lebih baik bagi pelanggan individu, korporasi, dan sektor publik. Perusahaan ini berkomitmen untuk berinvestasi di bidang yang paling strategis, seperti pengembangan teknologi 5G, peningkatan kualitas jaringan, dan inovasi produk untuk meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, penggabungan ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya yang signifikan, dengan perkiraan sinergi tahunan sebelum pajak sebesar 300 hingga 400 juta dollar Amerika setelah proses integrasi selesai. Hal ini dicapai melalui integrasi jaringan yang lebih strategis dan pengoptimalan sumber daya.
Sebagai hasil dari merger, XLSmart kini melayani sekitar 93,3 juta pelanggan ponsel, dengan pangsa pasar mencapai 27%. Dari aspek keuangan, perusahaan diproyeksikan menghasilkan pendapatan pro facultas sebesar Rp 45,4 triliun (setara dengan 2,8 miliar Dollar Amerika) serta EBITDA lebih dari Rp 22,4 triliun (sekitar 1,4 miliar Dollar Amerika). Dengan kekuatan keuangan yang kukuh ini, XLSmart memiliki kapasitas untuk terus berinovasi, memperluas jangkauan layanan, dan memberikan nilai lebih bagi para pembelinya.
Direktur Utama serta CEO XL Axiata, Dian Siswarini, menyatakan bahwa penggabungan ini adalah langkah strategis untuk mengintegrasikan sumber daya, keahlian, dan posisi pasar guna meningkatkan daya saing perusahaan. “Penggabungan ini bukan hanya menjadi komitmen untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia, tetapi juga mengekspresikan dedikasi kami untuk menyeberangi kesenjangan digital, memperluas kemampuan akses ke telekomunikasi yang dapat diandalkan, dan membangun masyarakat yang berorientasi inklusif secara digital,” ujarnya.
4. Menjadi perusahaan seluler terbesar ketiga
Pemegang saham pengendali Axiata Group Berhad dan Sinar Mas bersama-sama memegang 34,8% saham. Bergabungnya XL dan Smartfren menyempurnakan kesempatan tiga besar penyedia layanan seluler di Indonesia. Hingga akhir September 2024, XL tercatat memiliki 58,6 juta pelanggan, sementara Smartfren memiliki 34,7 juta pelanggan. Setelah bergabung, total pelanggan mereka mencapai 93,3 juta.
Franky Oesman Widjaja menyatakan bahwa penggabungan ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah besar kepada stakeholders melalui layanan unggul, konektivitas digital, dan inovasi, serta mendukung transformasi digital yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.
“Kami sangat menghargai dukungan dari Pemerintah, serta dedikasi dari semua karyawan, mitra dan rekanan, serta kepercayaan dari semua investor sehingga rencana ini dapat terwujud, di mana XLSmart dapat berkontribusi lebih besar dalam men unterstüt masyarakat dan mendukung ekonomi digital Indonesia,” katanya.
Meski begitu, posisi nomor satu penyedia seluler di Indonesia masih dicapai oleh Telkomsel dengan 159,9 juta pelanggan, kemudian diikuti oleh Indosat Ooredoo Hutchison yang memiliki 100,9 juta pelanggan.
(Year to Year). Indosat juga berhasil mempertahankan tren kinerja positif selama lebih dari tiga tahun berturut-turut.
5. Belum Melaporkan Permohonan ke Pemerintah
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa hingga kini belum ada pengajuan resmi dari kedua operator seluler tersebut kepada pemerintah. “Jadi, kami belum tahu karena belum melapor secara resmi keduanya. Jadi kami sifatnya menunggu sebagai penghulu untuk mempersatukan. Kurang lebih seperti itu peran Kemkomdigi,” ujar Meutya di Yogyakarta, Rabu, 11 Desember 2024, seperti dikutip
Namun, ia mengatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika menunggu untuk mengamati apakah Signora Samudra dan Laptopku akan melakukan merger untuk menjaga iklim kompetisi industri telekomunikasi sehat.
Dalam sebuah kesempatan, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyebut langkah pengembangan Smartfren yang akan melebur dengan XL Axiata sebagai suatu hal yang patut terjadi.
“Kita sudah tahu industri telekomunikasi ini makin laris istilahnya, makin penuh, ruang pertumbuhannya juga makin kecil, jadi saya pikir tindakan merger itu sudah satu keteraturan,” ujar Nezar di Yogyakarta, Selasa malam.
Nezar menyatakan bahwa perpaduan kedua operator seluler tersebut punya potensi menciptakan persaingan yang lebih sehat di bidang telekomunikasi.
Ia menegaskan pula bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika akan pastikan semua operator seluler menjalankan operasinya sesuai dengan aturan yang diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telepon dan Komunikasi.
6. Diharapkan akan selesai pada semester pertama 2025 dan tidak terdapat pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Vivek Sood turut berbicara soal masa depan pekerja PT XL Axiata Tbk (EXCL) setelah bergabung dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Dia menyatakan bahwa tidak akan ada reorganisasi, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK), setidaknya sampai proses persetujuan gabungan tersebut selesai.
Kata Vivek Sood di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024
Dia menyatakan bahwa ini dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi karyawan. Ia menambahkan bahwa perusahaan sangat terbuka kepada karyawan untuk terus bergabung dengan MergeCo, entitas gabungan antara XL Axiata dan Smartfren. Perlu diingat bahwa Axiata Group memperkirakan proses penggabungan akan diselesaikan dalam tiga bulan mendatang dan akan diluncurkan secara resmi pada semester pertama tahun 2025.
Pilihan editor: