Intip 5 fakta kekalahan Inter Milan di Supercoppa Italia, AC Milan dan Sergio Conceicao jadi pekerjaan rumah terbesar Simone Inzaghi
Tampilan impresif Inter Milan di awal pertandingan Final Piala Super Italia berakhir membryun trauma dengan comeback luar biasa AC Milan.
Simone Inzaghi anak didiknya tidak mampu berbuat banyak ketika AC Milan menoreh kan tiga gol balasan untuk mengubah skor menjadi 2-3 di Stadion Al-Awwal, Arab Saudi pada Selasa (7/1/2025).
Akibatnya, Inter Milan terpaksa menyerah, gelar Piala Super Italia ke-4 tertolaknya oleh lawan.
Tidak kurang dari 5 hal yang harus dipahami oleh Simone Inzaghi setelah kekalahan dari AC Milan di final Supercoppa Italiana.
Tentu kami tidak dapat membantu Anda dengan pertanyaan ini.
1.Gagal Juara Beruntun
Kekalahan atas AC Milan membuat Inter Milan gagal menciptakan rekor juara Piala Super Italia empat kali berturut-turut.
Sebelum itu, Inter Milan berhasil memenangkan 3 Piala Super Italia melalui kemenangan.
Pada tahun 2021/2022, Inter Milan mengalahkan Juventus secara dramatis di babak perpanjangan waktu.
Sementara itu, pada tahun 2022/2023, Nerazzurri mengalahkan AC Milan dengan skor 3-0.
Musim lalu, Inter Milan yang keluar sebagai juara mengalahkan Napoli untuk meraih trofi Coppa Italia ke-8.
9 Mei 2023: Udinese mengalahkan Napoli 3-1.
Hasil itu mengecapikan pencapaian Simone Inzaghi bersama Inter Milan.
Sejak mengendalikan klub Nerazzurri, ini adalah kekalahan kedua di final.
Inzaghi sebelumnya baru gagal di Piala Champions 2022/2023 saat kalah tipis dari Manchester City, 0-1.
Secara khusus, ini menjadi kegagalan pertama dari Simone Inzaghi dalam final Piala Super Italia.
Kekalahan dari AC Milan dibawah Sergio Conceicao menjadi bintang buritan untuk remind tren positif dari Simone Inzaghi di pertandingan final turnamen ini.
Inzaghi telah memenangkan 5 trofi Piala Super Italia dari 6 kesempatan di final.
Dua trofi lainnya diraih Simone Inzaghi ketika dia mengemudikan Lazio pada musim 2017/2018 dan 2019/2020.
3.Tren positif runtuh
Kekalahan dari AC Milan ini melumat tren positif Inter Milan yang sesuai sebelumnya mengamankan 5 laga kemudian dengan kemenangan.
Kerajinan taktik Sergio Conceicao sebagai taktik utama AC Milan, semestinya menjadi bahan evaluasi untuk Simone Inzaghi.
Kerusakan tren positif ini, bukan tidak mungkin akan mempengaruhi kepercayaan diri dan mentalitas Lautaro Martinez dkk.
“Tim ini akan bangkit kembali seperti yang telah mereka lakukan dalam tiga setengah tahun terakhir. Memang menyakitkan, tetapi kami harus memulai lagi dengan cara terbaik,” ungkap Simone Inzaghi.
4.Selalu kalah dari AC Milan musim ini
Hasil di Piala Super Italia menjadi kekalahan kedua Inter Milan dari AC Milan pada Derby della Madonnina pada musim 2024/2025.
Dua kekalahan itu meruntuhkan 6 kemenangan berturut-turut yang pernah ditorehkan Inter Milan semenjak Januari 2023.
Berdasarkan lanjutan kalimat, performa Inter Milan dalam Klasemen Derbi di derby terakhir telah menurun.
Setelah mencapai kemenangan penting yang memberikan gelar Scudetto musim lalu, Nerazzurri sekarang tidak lagi memiliki semangat yang sama untuk mengalahkan AC Milan.
Tugas rumah yang perlu dituntaskan oleh Simone Inzaghi.
Terlebih lagi, AC Milan menjadi satu-satunya tim asal Italia yang berhasil mengalahkan Inter Milan dalam musim ini.
Sejak kekalahan Derby della Madonnina pertama musim ini, tim Simone Inzaghi tampak tidak pernah mampu dibendung oleh tim mana pun di Italia.
Tetapi, hanya AC Milan yang berhasil menguasai gaya bermain Simone Inzaghi, kendati tim Rossoneri telah mengganti pelatih musim ini.
Tidak ada teks yang dapat diparagraf kan.
Adalah sebuah masalah serius di balik permainan Inter Milan, meskipun sebelumnya sempat merekam 5 laga berturut-turut tak kebobolan.
Sejak setengah belas menit dari kekalahan tim juventus 4-0 pada Oktober 2024, gawang Inter Milan telah menahan menembusnya dengan satu skor atau lebih.
Pada bulan Januari ini, gawang Nerazzurri kalah dengan 3 gol dari AC Milan. Rekornya kebersihan lengkap (clean sheet) Nerazzurri putusrequencies.
Masalahnya tidak hanya itu, Simone Inzaghi juga tidak belajar dari kesalahan, yakni kebobolan di menit akhir.
Sebelum kalah dari AC Milan, sebenarnya masalah ini sudah muncul saat tim Nerazzurri melawan Parma.
Ketika klub hitam asal Italia (Nerazzurri) sudah unggul 3 gol, gawang Yann Sommer malah terbuka lebar akibat pemain belakangannya kehilangan konsentrasi pada menit ke-81.
Kemudian di Liga Champions, Inter Milan juga mengalami kekalahan akibat gol yang terlambat dicetak oleh pemain Bayer Leverkusen pada menit ke-90.
Padahal pada saat itu, pelatih Simone Inzaghi sudah membiarkan anak binaannya bermain bertahan dengan sedangnya, namun tidak sanggup menahan kegagalan club Leverkusen.
Menurut statistik musim ini, Inter Milan sudah 6 kali mengalami kebobolan ketika berada dalam situasi unggul.
Selain AC Milan, Parma, dan Leverkusen yang memberi les persuantasi pada Inter Milano, Udinese, Torino, dan Genoa juga memberikannya.
Simone Inzaghi telah mengangkat masalahnya sebagai bahan evaluasi.
Namun ketika menghadapi AC Milan, mentalitas yang buruk dari pertahanan Inter Milan muncul kembali.
(*)
Berita tentang Liga Italia