Pada awal tahun ajaran sekolah, sering kali Orang Tua membagikan foto anak-anak mereka. Namun, tahukah Bunda bahwa ada beberapa kesalahan Orang Tua saat membagikan foto anak dan dapat berisiko membahayakan?
Salah satu contoh adalah ketika foto-foto diunggah dengan data berupa nama anak dan nama sekolah, sebagai simbol perayaan pencapaian mereka. Meski terkesan biasa, hal ini memiliki potensi membahayakan privasi orang tua tanpa mereka menyadari.
Menurut para ahlinya keamanan dan hukum, membagikan gambar anak di media sosial, terutama yang menunjukkan informasi pribadi, lebih baik dihindari.
“Satu kali sebuah foto diunggah, tidak ada jaminan nanti foto tersebut bisa sepenuhnya dihapus dari dunia maya,” ungkaptertutur Doug Levin, direktur K12 Security Information eXchange, dikutip dari
Meskipun dapat dihapus dari akun pribadi, foto tersebut mungkin sudah dicopy atau disebarluaskan oleh orang lain.
Selain itu, informasi rahasia di balik foto, seperti nama anak dan sekolah, bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan atau tindakan kejahatan yang lebih serius.
6 Kesalahan Orang Tua yang Mendatangkan Perilaku People Pleaser pada Anaknya
|
Kesalahan orang tua ketika mengunggah foto anak di media sosial
Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua saat mengupload foto anak di media sosial, terutama saat mereka dalam lingkungan sekolah.
1. Membagikan informasi tentang rutinitas atau alamat rumah
Lokasi pengambilan foto seringkali menyimpan informasi yang tidak disadari oleh orang tua. Misalnya, memotretnya di depan rumah atau di dekat halte bus, yang dapat membuka informasi tentang rutinitas harian keluarga.
“Hal ini membuat orang tidak hanya tahu seperti apa rupa anak Anda, tetapi juga di mana dia bersekolah dan tinggal,” ungkap pakar hukum, Mark McCreary.
Ia juga menjelaskan bahwa foto tentang rutinitas atau alamat rumah dapat menandakan kepada orang luar waktu di mana anak akan berada di lokasi tertentu, memberikan peluang bagi pihak yang memiliki niat buruk terhadap Si Kecil.
Oleh karena itu, pentinglah mengamati latar belakang foto, agar Anda tidak membagikan informasi penting seperti nama sekolah, alamat rumah, atau-location tertentu yang sering dikunjungi anak.
2. Bagikan pengamatan Anda tentang perasaan anak
Tahu 결혼 Bunda bahwa apa yang dikenakan anak dalam foto sekolah bisa memberikan petunjuk tentang minat atau kegemarannya? Ya, bahkan logo yang tertera pada pakaian seragam juga bisa mengungkapkan informasi yang lebih jauh mengenai detail sekolahnya.
Informasi ini bisa digunakan oleh orang dengan niat jahat untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai anak atau keluarga, bahkan untuk menciptakan ancaman terhadap keamanan mereka.
Jika bunda masih ingin mengunggah foto anak, pertimbangkan untuk memburamkan logo atau detail lainnya yang dapat mengekspos terlalu banyak hal pribadi Si Kecil.
3. Menampilkan mengenakan wajah anak secara terbuka
Mengunggah foto anak dengan wajah terbuka dapat meningkatkan risiko pemakaianalisanya tidak permitted. Itu sebabnya, Levin mengusulkan orang tua untuk mengikuti pertimbangan tersebut menutupi wajah anak dalam foto dengan emoji atau efek lainnya.
Aksi sederhana ini memungkinkan orang tua untuk tetap berbagi momen bahagia tersebut, sambil menjaga privasi anak.
Selain itu, peneliti di Norton’s Research Lab, Kevin Roundy, juga mengingatkan agar orang tua tidak membagikan foto yang membuat anak merasa malu. Misalnya, saat ia sedang terjatuh.
“Jauhi unggahan negatif, apalagi yang mungkin dianggap malu oleh anak nantinya atau informasi atau aspek kehidupan mereka yang dianggap pribadi,” kata Roundy, seperti dikutip dari
Menurutnya, menambahkan aspek kehidupan anak yang memalukan atau pribadi yang terlalu langka di media sosial dapat berdampak negatif pada hubungan dengan orang tua di rumah. Dalam jangka panjang, hal ini bahkan berpotensi merusak kepercayaan anak kepada orang tua.
4. Menyediakan postingan dapat dilihat oleh orang asing
Banyak orang tua tidak menyadari lalu-lintas pengikut media sosial mereka. Suatu survei yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang tua memiliki pengikut di media sosial yang belum mereka temui secara langsung.
Ini berarti apapun foto anak boleh ditampilkan bisa menimbulkan potensi risiko keamanan, karena itu bisa diakses oleh orang asing yang tidak dikenal.
Orang tua seharusnya selalu mengeceklah daftar teman atau pengikut di media sosial secara teratur, pastikan hanya orang yang benar-benar dikenal dan akrab dengan anak bisa melihat foto-fotonya.
Pengenalan akan risiko berpotensi dari berbagi foto anak di media sosial sangatlah penting dipahami oleh orang tua, dengan tujuan melindungi mereka dari potensi ancaman dari dadakan di dunia virtual.
Meski dan tidak ada langkah untuk sepenuhnya amankan, langkah-langkah pencegahan seperti itu yang telah disebutkan mengenai di atas dapat membantu menahan kemungkinan terburuk. Usahakan menjaga kehatian diri, ya, Mama dan Papa.
Pilihan Redaksi
|
Gratis!