Tarif dasar dan daya listrik menjadi dua faktor yang menentukan besarnya tagihan listrik kita.
Tapi kita juga harus menyadari bahwa kebiasaan kita menggunakan listrik memiliki pengaruh yang signifikan.
Tidak berperilakuan dengan teliti, dompet kita akan menjadi korban.
Jadi, alih-alih menjadi deg-degan itu setiap bulan atau mengeluh karena tagihan listrik yang mahal, lebih baik kita perbaiki pola kebiasaan kita dalam menggunakan listrik.
10. Rubah seluruh sistem nasional listrik.
Penggunaan Lampu LED Hemat 75 Persen
Pemakaian lampu yang tidak tepat bisa menjadi salah satu penyebab efisiensi listrik yang rendah di rumah.
Contohnya, rumah kita memiliki 10 lampu dengan rata-rata 20 watt yang menyala selama 10 jam, dari pukul 19:00 hingga pukul 05:00.
Jadi, energi yang kita gunakan atau kWh (kilowatt jam) untuk lampu saja adalah: 20 watt x 10 buah x 10 jam/1.000**, yaitu 2 kWh sehari.
Bagaimana biayanya?
Tarif dasar listrik (TDL) non-subsidi untuk rumah dengan tegangan 1.300 VA, misalnya, adalah sebesar Rp1.444,70 per kWh saat ini.
Dengan TDL tersebut, maka biaya lampu dalam sebulan: 2 kWh x Rp1.444,70 x 30 = Rp86.682.
Lampu itu baru saja, lho, belum termasuk peralatan elektronik lainnya, seperti AC, pompanya, dan lain-lainnya.
Ya, contohnya saja. Jangan lupa matikan lampu jika memang tidak diperlukan, selain itu disarankan juga menggunakan lampu LED.
Dilansir dari Kompas, lampu LED dapat menghemat energi hingga 75 persen serta bertahan 25 kali lebih lama dari bola lampu pijar biasa.
Sinar lampu LED bahkan dari watt yang kecil saja sudah cukup terang.
2. Buka Colokan Rice Cooker Lebih Hemat Listrik Rp30.000 per Bulan
Hanya saja, energi yang dibutuhkan untuk memasak nasi sekitar 70 watt.
Baiklah, jika rice cooker memanaskan nasi selama 10 jam dalam sehari, dan berlangsung setiap hari selama sebulan, maka penggunaannya adalah: 70 watt x 10 jam x 30 hari/1.000 (dibagi 1.000 karena satuan adalah kilowatt), yaitu 21 kWh per bulan atau sehua Rp 30.338.
Coba jika tidak terus dicolok untuk menghangatkan nasi, maka kita bisa berhemat Rp30.000 tiap bulan.
Kita bisa menghangatkan hanya pada saat jam makan, alternatifnya hangatkan dengan memakai panci kukus atau menggunaklan termos nasi untuk menjaga nasi tetap hangat.
3. Cabut Kabel Sehabis Tidak Digunakan
Biasakan selalu melepas kabel-kabel yang terpasang pada sakelar setelah selesai digunakan.
Bermacam-macam kabel pengisi daya termasuk kabel dari gawai, laptop, setrika, blender, mesin cuci, penanak nasi, dan berbagai alat elektronik lainnya.
Biaya listrik yang tak terpakai harus bathin juga kita bayar, bukan?
Maka, sebelum tidur jangan lupa matikan TV, putuskan listrik lampu di rumah, dan cabut beberapa kabel elektronik.
4. Gunakan Listrik Prabayar
Listrik dengan sistem pulsa sebenarnya dapat membuat konsumsi listrik lebih terpisah.
Sistem ini akan secara otomatis mematikan aliran listrik jika kuota yang kita beli habis.
Kami jauh lebih mudah mengevaluasi konsumsi listrik per bulan.
Berikut ialah 4 cara menghemat energi listrik yang bisa dicoba.
(*)