banner 728x250

3 Cara Menghentikan Belanja Impulsif dengan “No Buy Challenge”

banner 120x600
banner 468x60

Di tengah kemudahan membeli barang-barang secara daring yang makin meluas, mengatur pengeluaran pribadi sudah menjadi tantangan besar bagi banyak orang.

Satu cara untuk melatih kedisiplinan keuangan adalah dengan mengikuti “Tantangan No Buy,” sebuah gerakan yang memotong atau membatasi pembelian barang-barang tanpa kebutuhan dalam periode tertentu.

banner 325x300

Gelombang ini semakin menyebar menjelang pergantian tahun 2025.

Bagi banyak orang, berbelanja impulsif bisa menjadi kebiasaan sulit dilenyapkan. Ungkap pula hal ini Komunitas Gaya Hidup Minimalis Lyfe with Less, lewat Cynthia Suci Lestari.

Menurutnya, perilaku impulsif dalam berbelanja seringkali berasal dari kebiasaan yang telah terbentuk sejak dini.

, Selasa (31/12/2024).

Namun, kebiasaan belanja impulsif ini bisa diatasi dengan cara tepat. Berikut ini langkah-langkah yang bisa kamu coba.

Cara menghentikan belanja impulsif

1. Menormalisasi hal yang sudah biasa

Salah satu cara untuk mengatasai belanja impulsif adalah dengan menganggap sesuatu yang biasa-biasa saja atau tidak sedang tren.

“Cara untuk tidak menunjukkan perilaku impulsif adalah dengan menormalisasikan hal-hal yang tidak estetik,” kata Cynthia.

Ia menjelaskan bahwa konsep estetika sering digunakan dalam pemasaran untuk menarik konsumen secara visual.

Hal ini membuat banyak orang merasa tergapai hobi membeli barang hanya karena tampaknya menarik, meskipun barang tersebut sebenarnya tidak diperlukan.

Dengan memperhatikan hal-hal yang sederhana, kita dapat menyadari bahwa kebutuhan tidak selalu harus sesuai dengan pendapat umum.

2. Maksimalkan apa yang sudah dimiliki

Menurut Cynthia, manusia sering merasa bahwa apa yang mereka miliki tidak cukup.

“Atau barang sudah estetik, itu masih kurang karena belum trending,” katanya.

Ia menyarankan untuk mengeksploitasi belanja …

“ini membantu kita lebih menghargai apa yang kita miliki,” tambahnya.

?’

Cynthia juga memperkenalkan metode Am I HALT?, sebuah singkatan yang membantu mengidentifikasi kondisi emosional sebelum berbelanjanya spontan:

  • H (Hungry): Cek apakah Anda lapar. Rasa lapar sering menyebabkan seseorang membeli makanan atau camilan berlebih.
  • A (Marah): Apakah Anda sedang marah? Kalau marah, malah membuat kita semakin ingin berbelanja untuk mengalihkan perhatian.
  • “Hasilenya Evaluasi Inginkah Anda Merasa Sendirian. Merasa Sendirian sering membuat orang membeli sebagai pelarian.
  • T (Lelah): Apakah Anda lelah? Kelelahan dapat membuat Anda mencari hiburan melalui berbelanja.

Contohnya pada bulan Ramadan, penjualan takjil sangat tinggi karena dijual saat orang lagi lapar.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *