Ukraina sedang menyelidiki dan menginterogasi dua orang yang didakwa sebagai tentara Korea Utara. Keduanya ditangkap dalam kondisi luka.
Tidaklah pertama kalinya Kiev mengklaim sudah menangkap tentara Korea Utara selama agresi pasukan Kursk, namun Kiev belum melaporkan telah menginterogasipun sebelumnya.
Sebelum itu, Ukraina menangkap beberapa orang pada bulan Desember lalu, namun mereka meninggal akibat luka serius.
pada Sabtu (11/1/2025).
Dinas keamanan SBU memberikan beberapa rincian tentang penanyaan untuk kedua pria itu, yang digambarkan sebagai tentara berpengalaman.
Tapi salah satu dari mereka mengaku dikirim ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk ikut terlibat pada peperangan.
Sekuat apa pun pernyataanya, Ukraina belum menyampaikan bukti apa pun bahwa pria-pria itu adalah warga Korea Utara.
Dalam video yang disiarkan oleh SBU, dua pria berwajah Asia terlihat di ranjang hospital, seorang dengan tangan terikat dan yang lainnya dengan wajahnya terikat. Seorang dokter di pusat penahanan mengatakan bahwa pria kedua juga mengalami patah kaki.
Ukraina sebelumnya mengatakan, Korea Utara telah mengirimkan ribuan tentara untuk meningkatkan kekuatan militer Rusia, termasuk di daerah perbatasan Kursk yang dijadikan target serangan tiba-tiba pada Agustus tahun lalu.
Zelensky menyatakan pada akhir Desember, pihaknya telah menangkap beberapa tentara Korea Utara yang terluka parah, namun kemudian meninggal.
Ia mengatakan pada Sabtu bahwa menyergap warga Korea Utara yang masih bertempur cukup sukar karena Rusia dan tentara Korea Utara lainnya menghabisi mereka yang terluka.
Rusia dan Korea Utara melakukan segala cara untuk mencegah bukti tentang keterlibatan negara lain dalam perang melawan Ukraina.
Dia mengatakan akan memberi akses media kepada para tahanan pertempuran karena dunia perlu mengetahui apa yang sedang terjadi.
“Tawanan perang Korea Utara pertama kali sekarang berada di Kiev”, menyebut mereka sebagai pasukan D.P.R.K biasa, bukan tentara bayaran.
“Kami mesti melaksanakan tekanan yang genap maksimal terhadap rezim di Moskwa dan Pyongyang,” tulisnya.
Diketahui, dua tentara yang ditangkap itu tidak berbicara dalam bahasa Rusia atau Ukraina, tetapi komunikasi dilakukan melalui penerjemah Korea.
SBU juga mengatakan, upaya ini dilakukan dengan kerja sama dengan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Di dalam video SBU tidak memperlihatkan orang-orang itu berbicara dalam bahasa Korea.