Sudah dekat. Bertepatan dengan 2576 Kongzili, umat Tionghoa akan merayakan Imlek 2025 pada Rabu, 29 Januari 2025. Acara Cap Go Meh selalu dinantikan sebagai salah satu momen paling spesial dalam tradisi mereka.
dan bunga api, menjadi lambang harapan dan kebahagiaan.
Tapi di balik kegembiraan dan semangat perayaan itu, ada beberapa larangan tradisional yang dihormati oleh masyarakat Tionghoa. Larangan-larangan ini tidak hanya untuk menjaga kehormatan dan keselamatan selama perayaan, tapi juga memiliki makna simbolik dalam budaya Tionghoa yang dalam.
.
1. Menyapu
Menyapu dianggap sebagai cara menikmati keberuntungan di Perayaan Imlek tahun baru. Menyapu juga dikaitkan dengan membersihkan keseimbangan kekayaan. Orang-orang yang memperayaikan Imlek di rumah pun dilarang membuang sampah karena dituduh sebagai buang rejeki atau nasib baik di dalam rumah.
2. Berobat atau minum jamu
Tradisi tidak minum obat atau berobat di hari pertama Imlek dipercaya untuk mencegah penyakit selama satu tahun. Ada beberapa daerah di Cina dimana peradatan untuk memecahkan wadah obat tradisional saat lonceng tahun baru mengucapkan sambutan kebahagiaan.,getaharinya makan jamu di hari pertama Imlek dilarang karena ada kepercayaan bahwa akan mengalami sakit selama setahun penuh.
3. Makan bubur dan daging
Makan bubur dilarang di Tahun Baru Imlek. Makanan ini dikaitkan dengan masyarakat yang tidak tergolong kaya, dan ada tradisi untuk tidak memulai tahun baru dengan hal-hal yang dianggap berkaitan dengan kemiskinan. Selain itu, makanan daging bersama hidangannya juga tidak boleh dimakan sebagai bentuk membantu menghormati agama Buddha.
4. Cuci dan potong rambut
Warga Tionghoa dilarang mencuci rambut pada hari pertama Tahun Baru Imlek. Sebab, pengucapan rambut diucapkan dengan cara yang sama dengan kata fai, yang juga berarti “menjadi kaya”. Ini seolah-olah mencuci rudi melambangkan membuang kekayaan di awal tahun baru. Sementara itu, memotong rambut dianggap menciptakan kesialan bagi besan.
5. Mencuci pakaian
Dilarang mencuci pakaian pada hari libur Imlek pertama dan kedua karena sudah jatuh pada ulang tahun Dewa Air, yang bernama Shuishen. Masyarakat dahulu percaya bahwa air dianggap sebagai tanda kekayaan. Pada masa lalu, orang percaya bahwa bila memuarkan air setelah mencuci pakaian akan membuat kekayaan akan bocor keluar.
6. Memakai benda tajam
Perayaan Imlek perlu menjauhi pisau, gunting, dan jarum untuk mencegah kecelakaan, melukai orang. Masyarakat Tionghoa percaya penggunaan benda tajam seperti pisau, gunting, dan jarum tidak akan menguntungkan karena bermakna menipiskan kekayaan di tahun mendatang.
7. Istri dilarang menginjakkan kaki ke rumah orang tuanya
Perempuan yang telah menikah dilarang berziarah ke rumah orang tuanya pada Hari Raya Imlek. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa kehadiran perempuan yang telah menikah dapat membawa sial bagi orang tua dan menyebabkan kesulitan ekonomi bagi keluarganya. Perempuan yang telah menikah dapat berziarah ke rumah orang tuanya pada hari kedua Perayaan Imlek.
8. Kata negatif
Perayaan Imlek memiliki aturan lisan tertentu berupa penggunaan kata-kata yang diplomatis. Mengucapkan kata-kata kasar tentang kematian, kemiskinan, hantu, penyakit, dan materi seronta-ronta dianggap tak etis. Keberadaan suatu istilah dan bahasa khusus dikarenakan sifat doanya, seiring baja mereka menggunakan pengganti tata bahasa menghindari mengucapkan kalimat lugas.
9. Uang angpao dalam jumlah ganjil
Orang Tionghoa menyukai angka genap karena keyakinan tradisional bahwa hal baik selalu berlipat ganda. Namun, mereka juga menghindari angka-angka sial, seperti empat atau empat puluh, karena dianggap menyerupai kata “kematian” dalam bahasa Tionghoa.
10. Pakaian warna gelap
Saat perayaan Tahun Baru Cina, hindari menggunakan pakaian dengan warna gelap, seperti hitam karena hal tersebut terkait dengan kehilangan. Lebih baik kenakan warna merah karena melambangkan kesuksesan, cerah, dan energi positif.
11. Memecahkan benda kaca
Membungkus mangkuk, piring, gelas atau cermin yang patah dianggap membawa nasib buruk, kerugian keuangan, atau konflik keluarga. Jika sesuatu yang patah terjadi secara tidak sengaja, orang biasanya menggunakan kertas merah untuk membungkus kerusakan tersebut, lalu berdoa “Sui sui ping’an” yang artinya ‘selamat dan bugar sepanjang tahun’.
12. Mengunjungi rumah sakit
Kunjungan ke rumah sakit saat Imlek diyakini mendatangkan penyakit bagi yang bersangkutan selama satu tahun ke depan. Karena itu, kunjungan ke rumah sakit sangat dihindari, kecuali dalam keadaan darurat.
13. Meminjamkan uang
Tahun Baru: Tradisi dan Normaがあり
14. Pembunuhan
atau pada pagi Tahun Baru Imlek.
Angelina Tiara Puspitalova berkontribusi dalam penyusunan artikel ini.