Sebanyak 101 titik panas (hotspot) terpantau di Pulau Sumatera pada Rabu (7/5/2025) sore, demikian data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Titik panas tersebut tersebar di beberapa provinsi, termasuk Riau yang mencatat empat titik.
“Jumlah total hotspot di wilayah Sumatera hari ini sebanyak 101 titik. Ini menunjukkan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan yang perlu diwaspadai, terutama menjelang musim kemarau,” ungkap Prakirawan BMKG Pekanbaru, Putri Santy.
Menurut data BMKG, sebaran titik panas di Sumatera Selatan mencapai 32 titik, Lampung 15 titik, Jambi 14 titik, Sumatera Utara 11 titik, Bengkulu 11 titik, Sumatera Barat 6 titik, Aceh 5 titik, Riau 4 titik, Bangka Belitung 2 titik, dan Kepulauan Riau 1 titik.
Sementara itu, empat titik panas di Provinsi Riau tersebar di empat daerah berbeda, yakni Kabupaten Kampar 1 titik, Kabupaten Indragiri Hilir 1 titik, Kabupaten Indragiri Hulu 1 titik, dan Kota Dumai 1 titik.
Putri Santy sebagai perwakilan BMKG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan secara sembarangan. “Kami mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan, karena titik panas ini bisa berpotensi menjadi kebakaran jika tidak segera ditangani,” tegasnya.
BMKG juga terus memantau perkembangan cuaca dan kondisi atmosfer melalui citra satelit untuk mendeteksi kemungkinan peningkatan hotspot.
Pemerintah daerah dan instansi terkait pun diharapkan dapat segera mengambil langkah mitigasi guna mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Koordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat sangat penting untuk mempercepat penanganan apabila titik panas tersebut berubah menjadi titik api,” pungkasnya.